Mencapai Keseimbangan Baru

Loading

OLeh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

KALIMAT itu adalah jurus pamungkas yang keluar dari pernyataan salah satu petinggi BI seperti dilansir media massa 16 Juli 2013 setelah dolar tembus di angka Rp 10 ribu lebih. Katanya, nilai tukar saat ini telah sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi. Pada saatnya akan terjadi keseimbangan baru kurs rupiah terhadap dolar ujarnya.

Sebagai rakyat biasa kita percaya saja dengan situasi perekonomian akhir-akhir ini. Harga BBM, bahan pokok, naiknya kurs rupiah dan meningkatnya inflasi, kita percaya saja terhadap fenomena tersebut. Habis mau apalagi, semua sudah naik. Semoga saja pemerintah bisa mengatasi segala problem yang menghadang kehidupan ekonomi di negeri ini.

Yang khawatir justru kalau rakyat sudah makin tidak percaya terhadap cara kerja pemerintah mengelola organisasi publiknya, baik di pusat maupun di daerah. Sepertinya sudah harus pol-polan kredibilitas pemerintah dipertaruhkan karena jika sampai gagal, kredibilitasnya memang bisa tersungkur.

Semoga tidak terkena virus Mesir, karena apa yang menimpa Muh Mursi, Presiden Mesir yang digulingkan karena dinilai gagal menjamin stabilitas ekonomi di samping ada persoalan politik di dalam negerinya. Mencapai keseimbangan baru nilai tukar rupiah terhadap dolar kapan terjadi dan berapa besarnya, rakyat tidak akan tahu.

Rakyat juga sudah menduga bahwa harga daging sapi akan terjadi keseimbangan baru pula pada level mungkin antara 80 ribu rupiah sampai 95 ribu rupiah per kg. BBM sudah berada pada titik keseimbangan baru yaitu harga premium menjadi Rp 6.500/liter. TDL sudah duluan naik. Yang belum harga elpiji tabung 12kg. Sebentar lagi pasti akan berada pada titik keseimbangan baru.

Menjelang lebaran memang rupanya harus serba baru.Masyarakat,khususnya kelas menengah ke bawah nampaknya diminta menelan saja seluruh pil pahit dalam waktu yang hampir bersamaan. Tidak peduli muntah atau tidak dan atau bahkan mau tetap hidup atau mati. Di saat injury time pemerintah benar-benar sedang diuji kekuatan penetrasinya untuk bisa memenangkan pertandingannya melawan “kartel” daging sapi yang sedang terus bertahan agar harga daging sapi berhasil masuk babak harga keseimbangan baru.

Kalau sampai terjadi, maka pemenangnya adalah pemegang kekuatan “kartel daging sapi’’. Bekerja di bawah tekanan internal dan eksternal kekuatan organisasi publik di pusat koordinasinya makin compang-camping karena digempur terus. Kalau boleh dibilang masing-masing sudah mengambil posisi cari selamat.

Instruksi dari manajer tim sudah tidak didengar lagi, akhirnya marah-.marah tidak karuan. Memangnya kalau sudah pakai marah-marah semua menjadi selesai. Mudah-mudahan tidak akan selesai, karena problem ekonomi yang dihadapi negara ini sangat fondamental. BI bisa saja berhasil menjaga stabilitas moneter dan mengendalikan inflasi inti. Tapi pemerintah agak berat dapat menggunakan instrumennya untuk bisa mengendalikan inflasi karena memang insrtumennya tidak ada.

Membangun infrastruktur ekonomi belum bisa maksimal karena butuh anggaran besar. Persoalannya sangat fondamental tetapi ada kecenderungan pemerintah memilih solusi instan untuk berbagai masalah yg timbul seperti yang terjadi di pelabuhan tanjung priok. Yang menjadi aneh, di pusat semua sibuk, tapi para gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah nampaknya anteng-anteng saja, seperti di negeri ini sedang tidak ada apa-apa. Atau hanya dianggap turbulensi kecil saja sehingga biar saja bapak-bapak di Jakarta yang menyelesaikan.

Faktanya semua sudah berada pada titik keseimbangan baru dan kita tunggu saja kerja kabinet baru tahun depan. Mudah-mudah lebih mampu mengelola negeri ini dengan lebih baik, sambil mencoba mendalami fenomena ekonomi yang terjadi selama ini untuk dijadikan bekal melakukan perbaikan di bidang kebijakan maupun progam pembangunan ekonomi.

Masalahnya pasti tidak akan makin ringan apalagi keseimbangan baru yang harus dipikirkan adalah untuk mengantisipasi berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir tahun 2015. Titik keseimbangan baru yang kita harapkan tentu berkaitan dengan makin efisiennya sistem perekonomian nasional, yang sekarang ini masih super high cost. ***

CATEGORIES

COMMENTS