Melambat, Pertumbuhan Industri Pengolahan

Loading

industri-pengolahan-susu-ji

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) menyebutkan, kegiatan usaha pada kuartal III 2016, secara kuartalan, tumbuh tidak setinggi kuartal sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan pola historis sesudah bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Penurunan pertumbuhan tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 13,20 persen, lebih rendah dibandingkan 18,40 persen pada kuartal II 2016.

Pertumbuhan kegiatan usaha yang terbatas tersebut terutama disebabkan perlambatan sektor industri pengolahan, khususnya subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau sejalan berakhirnya faktor musiman.

Kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal III 2016 terindikasi tumbuh melambat dengan SBT sebesar 1,09 persen, lebih rendah dari 3,41 persen pada kuartal sebelumnya.

Hal ini sejalan dengan nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) kuartal III 2016 yang berada pada level kontraksi sebesar 48,74 persen.

“Berdasarkan komponen pembentuk PMI, kontraksi PMI sektor industri pengolahan disebabkan oleh kontraksi pada hampir seluruh komponen, terutama indeks volume pesanan dan indeks jumlah tenaga kerja yang tercatat masing-masing sebesar 47,01 persen,” tulis BI dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Senin (10/10/2016).

Sesuai pola historis, pertumbuhan kegiatan usaha pada kuartal IV 2016 juga diperkirakan tidak setinggi kuartal sebelumnya.

Hal ini terindikasi dari SBT kegiatan usaha pada kuartal IV 2016 yang sebesar 0,34 persen. Terbatasnya kegiatan usaha terutama disebabkan kontraksi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan serta sektor pertambangan dan penggalian.

Di sisi lain, kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal IV 2016 diperkirakan meningkat (SBT 1,12 persen, naik dari 1,09 persen pada kuartal III 2016).

“Sejalan dengan hal ini, PMI industri pengolahan pada kuartal IV 2016 diperkirakan sebesar 51,69 persen, atau berada pada level ekspansi, terutama didorong ekspansi indeks volume produksi dan indeks jumlah tenaga kerja yang masing-masing tercatat sebesar 61,29 persen dan 50,22 persen,” ujar BI. (red)

CATEGORIES