Gong Xi Fa Cai

Loading

Oleh : Edi Siswoyo

imlkek
SEBAGIAN wilayah Indonesia khususnya Jakarta pada bulan Januari – Pebruari ini dilanda hujan. Di masyarakat ada pandangan yang mengatakan hujan yang turun pada bulan Januari-Pebruari sebagai hal yang biasa menjelang datangnya tahun Imlek. Benarkah begitu ?

Entahlah. Yang pasti, Gong Xi Fa Cai (kemakmuran dan kesejahetraan bersama) pekan ini meluncur sebagai hiasan bibir di masyarakat Indonesia. Menurut budaya masyarakat di dataran China, Imlek sebagai tanda dimulainya musim semi yang disertai hujan. Peristiwa alam yang jatuh pada bulan Januari-Pebruari itu menjadi tanda bagi petani untuk memulai bercocok tanam.

Dalam perkembangan budaya masyarakat etnis Tionghoa peritiwa itu dijadikan awal tahun baru yang kita kenal sebagai Imlek. Sebagai tradisi penting, datangnya Imlek disambut dan dirayakan setiap tahun oleh masyarakat etnis Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Konon, ada kepecayaan yang hidup dan berkembang di masyatrakat etnisTionghoa bahwa pergantian–datangnya—tahun baru bukan sekedar pergantian kalender, pesta, kegiatan seni budaya dan ritual. Lebih dari itu, Imlek yang juga disebut Sincia sebagai perjalanan roh manusia melalui demensi fisik.

Kini, masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia sudah bisa menyambut dan merayakan datangnya tahun baru Imlek secara terbuka, tidak lagi hanya dilaksanakan dalam lingkungan keluarga. Pintu itu sudah dibuka lebar melalui Kepres No 6/2000 oleh Presiden KH AbdurahmanWahid.

Goodwill dan political will pemerintah itu sudah selayaknya disambut baik masyarakat etnis Tionghoa sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang majemuk. Sambutan yang baik yang diberikan seyogyanya tidak bersifat ekskulusif, tapi terbuka dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan kita bersama. Gong Xi Fa Cai…!***

CATEGORIES
TAGS