1000 Persen dan Gantung di Monas

Loading

Oleh: Sabar Hutasoit

Ilustrasi

Ilustrasi

BERAGAM cara orang membantah tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya masing-masing. Ada yang sekedar menampik, ada yang membantah dengan cara bersumpah-sumpah dan ada pula yang siap digantung dan juga mengungkapkan kejujurannya dengan menyebut angka seribu persen.

Seperti yang diungkapkan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) untuk membantah pernyataan mantan anak buah M Nazaruddin, Yulianis, bahwa dirinya tidak benar ikut menerima uang dari proyek Hambalang.

“Sudah saya katakan sebelumnya, seribu persen tuduhan itu tidak benar. Bahkan Yulianis dan Mindo-pun saya tidak kenal,” begitu kata putra Presiden SBY itu memperlihatkan kejujurannya.

Sebelumnya, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum juga pernah dengan suara lantang kepada wartawan mengatakan bahwa dirinya siap digantung di Tugu Monas, Jakarta jika dia terbukti korupsi. ‘’Sepeserpun Anas terbukti korupsi, Anas siap digantung di Monas,’’ begitu pernyataan Anas.

Untuk mendukung sang Ketua Umum (waktu itu), sejumlah elit Partai Demokrat ikut-ikut memperkuat bantahan Anas. Tapi hasilnya, Anas dinyatalan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan seiring dengan itu, Anaspun menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Ketua UmumPartai Demokrat dan kini proses hukum untuk Anas masih terus berjalan.

Kini giliran Ibas membatah tuduhan kepada dirinya yang disebut-sebut menerima aliran dana US$200.000 dari Yulianis. Uang itu berasal dari kas milik perusahan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin. “Terkait Ibas ya? Iya, dia terima 200 ribu dolar, saya yakin,” ujar Yulianis seusai bersaksi di Pengadilan Tipikor.

Yulianis mengatakan uang dari Grup Permai ke anak bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu terkait Kongres PD di Bandung pada 2010. Namun Yulianis tidak mengetahui, penggunaan uang tersebut. Yulianis, sangat yakin bahwa Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyino menerima uang US$200 ribu.

Namun lagi-lagi Ibas dengan tegas membantah tuduhan tersebut malah disebut tudingan-tudingan yang selama ini tujukan kepadanya adalah tuduhan lama yang diulang-ulang dan sumbernya tidak valid.

Untuk semakin menegaskan bantahan itu, Ibas menyebut seribu persen tuduhan itu tidak benar. Biasanya angka persentase kan hanya seratus persn dan angka seratus persen pun sudah diakui dunia kalau itulah yang paling bulat. Tapi Ibas, saking ngebet-nya menyebut dengan angka seribu persen. Ini artinya sepuluh kali lipat dari seratus persen dirinya tidak benar terlibat.

Namun sebenarnya, tanpa ada niat menggurui, perkataan 1000 persen tidak lagi menggambarkan kejujuran, melainkan hanya emosi semata atau omongan anak-anak muda zaman sekarang, lebay.

Seharusnya dengan mengatakan seratus persen, sudah cukup sebab dengan seribu persen, menjadi sulit mengukurnya. Sebagai negarawan muda dan putra seorang presiden, seharusnya Ibas cukup saja mengatakan seratus persen tuduhan itu salah. Pasalnya, berapa-pun jumlah nol yang ditambahkan di belakang angka satu, jika tidak mengandung kebenaran, maka sumpah yang dinyatakan dengan seribu persen, sama dengan bohong.

Takutnya nanti bisa mirip dengan mantan Ketua Umum-nya Anas Urbaningrum bahwa dirinya siap digantung di Monas jika terbukti sepeserpun melakukan korupsi. Tapi hasilnya setelah bantahan itu dia ucapkan sejak dua tahun silam, Anas dinyatakan sebagai tersangka. Kita tidak tau nanti apakah aparat penegak hukum benar-benar menggantung Anas di Tugu Monas jika tuduhan yang dituduhkan kepadanya nanti benar adanya. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS