Quo Vadis Industri Otomotif Nasional

Loading

img-20161022-wa0002-jpg2

Oleh: Sabar Hutasoit

 

DIRASA sejumlah organisasi bisnis yang menangani industri otomotif nasional belum cukup untuk diandalkan mewujudkan mimpi, pada Mei 2016 dilahirkan lagi satu wadah yang diberi nama Institut Otomotif Indonesia (IOI).

Institut ini diharapkan mampu menggenjot  sektor satu ini hingga bisa lepas landas atau dapat mandiri dalam artian tidak lagi menginduk kepada negara lain, atau paling tidak impor komponennya bisa di-nol-kan.

Namun apa yang terjadi. Rumusan institut ini tidak terlalu lebih hebat dari rumusan sebelum-sebelumnya. Semuanya masih kandas dalam konsep di atas kertas alias actionnya belum kelihatan.

Sejak dari zaman doeloe, sebut saja zamannya orde baru, konsep pengembangan industri otomotif masih begitu-begitu saja. Masalah yang dihadapi juga masih sama. Misalnya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), menumbuhkembangkan industri komponen dengan melibatkan pelaku industri kecil dan berniat membuat mobil nasional.

Masalah ini juga diangkat IOI dan membuat konsep untuk mengatasinya yang katanya merumuskan tiga hal yang akan dilakukan untuk menggenjot industri otomotif dalam negeri. Sasarannya agar Indonesia  mampu melampaui Thailand dan Vietnam.

Kehebatan Thailand dan Vietnam yang mampu menyalib industri otomotif Indonesia menjadi amat sering dikumandangkan para pelaku industri otomotif di Indonesia. Namun belum terlihat upaya atau strategi untuk menyalib kembali kedua negara itu, atau paling tidak menyamainya.

Presiden IOI, Made dalam sebuah kesempatan diskusi di Lembang, Bandung mengaku kalau dirinya juga gerah melihat keadaan ini. Katanya, tahun 1995 sudah ada mobil nasional (Mobnas), tapi kemudian kandas dan akhirnya tidak jelas dan produk riel Indonesia sampai sekarang belum ada.

Made juga mengakui kalau untuk action di bidang industri otomotif bukan pekerjaan yang gampang. Hanya bisa membuat prototype saja kata dia sudah bisa dibanggakan. ‘’Hanya level membuat protype saja dulu, belum memproduksi,’’ begitu pernah diucapkan Made.

Belajar dari pengalaman mengembangkan industri otomotif di masa-masa silam, pelaku otomotif menurut Made harus seperti keledai dimana binatang satu ini tidak pernah mau jatuh dua kali ke lobang yang sama.

Sebenarnya kalau mau diurut ke belakang dan dilirik kemampuan kita, apakah mungkin Indonesia bisa tampil sebagai negara produsen otomotif yang disegani lawan di seluruh dunia.

Dan kalau bisa, kenapa tidak segera diwujudkan dan kenapa dibiarkan Thailand dan Vietnam meninggalkan Indonesia jauh di belakang. Dan kalau memang tidak bisa, seharusnya diakui saja dan cukup Indonesia didorong menjadi negara produsen komponen otomotif kelas dunia yang kerjanya memasok segala jenis komponen kendaraan bermotor ke seluruh industri otomotif yang ada di beberapa negara. (penulis adalah wartawan)***

 

 

 

 

CATEGORIES
TAGS