Proyek Infrastruktur yang Impor Contentnya Tinggi, Dihentikan
MOSKOW, (tubasmedia.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menghentikan beberapa proyek infrastruktur. Langkah ini diambil karena pemerintah ingin mengurangi impor material.
Selama ini neraca perdagangan Indonesia masih defisit karena nilai impor lebih besar dibandingkan ekspor. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, pemerintah akan mengecek terlebih dulu proyek-proyek yang kandungan impornya tinggi.
Salah satunya pembangkit listrik, tapi yang belum disepakati pembiayaannya.
“Harus dilihat dulu tadi import content-nya. Mungkin salah satunya pembangkit listrik yang belum financial close, artinya belum ada kesepakatan antara yang minjamin uang dengan yang punya proyek, sehingga dia belum bisa mulai proyeknya,” ujar Bambang kepada di KBRI Moskow, Novokuznetskaya Ulitsa 12, Rusia, Kamis (2/8/2018) malam.
Bambang menjelaskan penghentian itu tidak berlaku bagi proyek-proyek infrastruktur yang sudah jalan atau telah disepakati pembiayaannya.
Bukan itu saja, jika proyek infrastruktur memang harus menggunakan bahan material impor, tapi tidak besar dan tidak ada produk penggantinya di dalam negeri, maka tetap jalan.
“Tapi kalau proyeknya sudah jalan ya tetap diselesaikan. Jadi nggak bener kalau proyek dihentikan, nggak. Ini proyek yang nantinya mau mulai dilihat dulu apakah impor content-nya besar. Kalau impor content-nya nggak besar jalan saja. Kalau impor content-nya besar dan nggak bisa diganti oleh substitusi dalam negeri, ya mungkin ditahan sebentar,” ujar Bambang.
“Kita intinya melihat impor content-nya dan melihat kebutuhan dari proyek itu prioritas benar atau nggak,” tuturnya. (red)