Pembantu Presiden Pada Kemana…?
Oleh: Sabar Hutasoit
NASIB Arcandra Tahar sudah final. Putra Minang yang menimba ilmu di negeri Paman Sam itu, hanya sempat menduduki kursi empuk sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selama 20 hari. Setelah itu, dipecat dari jabatan yang amat bergengsi tersebut.
Alasan pemecatan, semua kita sudah tau. Arcandra ternyata memiliki kewarganegaraan ganda, ya… Indonesia ya… juga Amerika Serikat (AS). Paspor juga begitu. Empat kali Arcandra berkunjung ke Indonesia (sebelum diangkat jadi menteri tentunya), selalu menggunakan paspor AS. Itu artinya, Arcandra sudah resmi sebagai warganegara AS.
Dan sesuai dengan hukum yang berlaku, segera setelah seorang putra negeri ini menerima kewarganegaraan dari negara lain, secara otomotis kewarganegaraan orang tersebut sebagai orang Indonesia, gugur alias hangus. Yang mengatakan ini bukan seseorang loh, tapi hukum yang sudah disepakati oleh kita sendiri yang artinya siapapun dia, harus tunduk pada aturan ini.
Apakah dia orang terpandai di muka bumi ini, ataukah dia orang terpandang, jagoan, orang terkaya sejagad raya, keturunan raja atau apa saja latar belakangnya, ya…harus tunduk pada aturan tersebut.
Tidak berarti karena dia orang terpandai, orang penting atau orang yang sedang dibutuhkan jadi seenak perutnya seruduk sana seruduk sini, menabrak aturan? Bukan demikian bro.
Tapi apakah orang sepandai Arcandra mau melakukan tindakan yang amat memalukan itu. Arcandra pasti tau aturan keimigrasian. Tapi kenapa dia melakukannya?
Arcandra dilantik sebagai Menteri ESDM, Rabu, 27 Juli 2016. Namun, terhitung sejak Senin, 15 Agustus 2016 dia diberhentikan dengan hormat berkaitan dengan dwi kewarganegaraan Arcandra, yakni Indonesia dan AS.
Diberitakan sebelumnya, sejak Sabtu (13/8/2016) pagi, sejumlah pesan berantai melalui whatsapp beredar di antara pers. Isinya mempertanyakan integritas Arcandra yang memiliki posisi penting di sektor ESDM, tetapi memiliki kewarganegaraan AS.
Sejumlah tokoh penting dinegeri ini termasuk mantan Kepala BIN Hendropriyono melontarkan komentar yang tidak sedap di telinga. Katanya begini; ‘’apakah orang yang mengkritik kewarganegaraan Arcandra lebih pintar dari Arcandra?”. Hendropriyono seolah-olah pasang badan. Yang dikritisi pers itu kan bukan ilmu yang dimiliki Arcandra, tapi kelengkapan administrasi kewarganegaraannya.
Apa bedanya jika para sidang pembaca menonton pertandingan bola perebutan piala dunia. Saat menonton kan, para penonton sering melontarkan kritikan kepada pemain kelas dunia itu soal nendang bola. Pertanyaan kita apakah para pengkritik itu bisa main bola atau lebih pintar dari pemain bola dunia itu? Tentu tidak bukan ?
Tapi sudahlah, terbukti sudah bahwa yang mengkritik kewarganegaraan Arcandra lebih pintar dari Arcandra. Buktinya ? Arcandra dipecat Presiden Joko Widodo karena ternyata Arcandra adalah warga negara Amrik.
Yang menjadi pertanyaan sekarang ini, apakah sebelum Arcandra dilantik jadi Menteri ESDM tidak dilakukan dulu pengecekan terhadap data-data pribadi Arcandra, misalnya kesehatannya, latar belakang pendidikannya, sertifikat ilmu yang dikuasai dan termasuk kewarganegaraannya. Atau apakah saat dilakukan pengecekan, Arcandra tidak berterus terang ?
Terkait hal itu, Arcandara dinilai melanggar UU No 6/2011 tentang Keimigrasian, UU No 12/2006 tentang Kewarganegaraan, serta UU No 39/2008 tentang Kementerian Negara karena dinilai melawan hukum dan membohongi Presiden dan rakyat Indonesia terkait status kewarganegaraannya.
Atau apakah aparat keamanan kita dalam hal ini radar intelijen Indonesia tidak mampu mendeteksi data-data Arcandra yang sudah dua puluh tahun bermukim di Amrik dan sudah empat kali datang ke Indonesia menggunakan paspor AS.
Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Ronny Franky Sompie sendiri mengungkapkan kalau Arcandra Tahar pernah pulang ke Indonesia dengan menggunakan paspor Amerika. Kalau begitu, kemana para pembantu presiden, khususnya intelinjen kita saat itu.
Bisakah dikatakan kalau dalam kasus kewarganegaraan Arcandra intelinjen Indonesia kecolongan? Atau presiden yang teledor. Pasti kan ada pertanyaan dari presiden kepada orang yang menyodorkan Arcandra tentang siapa Arcandra sebenarnya.
PKB menyoroti siapa orang yang berperan membawa Arcandra ke Presiden Jokowi, hingga berhasil menjadi Menteri ESDM.
Sementara itu, pengamat politik dari Formappi, Lucius Karus menilai saat Presiden Jokowi memberhentikan Arcandra Tahar, Jokowi sudah menunjukkan keteledoran seleksi calon menteri.
Menurutnya, apa yang dilakukan Jokowi adalah sebuah keteledoran yang serius. Karena itu harus ada yang bertanggungjawab. Siapa pihak atau predator yang bertanggungjawab atas kehadiran Arcandra, kita tunggu tanggal mainnya. (penulis adalah wartawan/pemimpin redaksi tubasmedia.com)