Kampoong Industri Jadikan Cikal Bakal Bangun Oase Baru

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

MENGAMATI - Staf Ahli Menteri Perindustrian, Bidang Pemasaran dan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Fauzi Azis sedang mengamati produk-produk lokal yang dipamerkan di kampoong industri (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

NUSA DUA, (Tubas) – Kesemarakan ASEAN Fair 2011 yang didukung oleh “kampoong industri” sebaiknya dijadikan para kepala daerah sebagai cikal bakal untuk membuat Oase-Oase baru di daerah masing-masing. Caranya, para kepala daerah menemukenali potensi di daerah masing-masing kemudian digali secara serius.

Demikian Staf Ahli Menteri Perindustrian, Bidang Pemasaran dan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Fauzi Azis kepada pers saat mengunjungi pameran yang memamerkan aneka produk khas Indonesia di Nusa Dua Bali, Jumat.

Pameran yang digelar tanggal 8-13 November 2011 ini secara resmi dibuka Menteri Perindustrian MS Hidayat di Bali Collection, Nusa Dua, Bali, Selasa (8/11/2011) dan pameran ini merupakan dukungan terhadap penguatan komunitas ASEAN yang berbasis produk budaya dan kreativitas unggulan. Kementerian Perindustrian mewujudnyatakannya melalui Kampoong Industry.

Kampoong industri ini kata Fauzi akan menjadi hanya sekedar pameran biasa saja jika tidak ditindaklanjuti seluruh kepala daerah untuk menggali potensi yang bermuatan ekonomi di daerah masing-masing.

Alangkah sejahteranya negeri ini kata Fauzi jika para kepala daerah bersangkutan menemukenali aset daerah untuk bisa digunakan membangun ekonomi kerakyatan di daerah. Harus diakui pula, kata mantan Dirjen Industri Kecil dan Menengah ini seluruh sumber pertumbuhan ekonomi nasional adalah merupakan kontribusi dari daerah.

Pertumbuhan ekonomi nasional harus dibaca sebagai akumulasi pertumbuhan ekonomi didaerah. ‘’Dan ini merupakan tugas pokok dari para kepala daerah. Ini tidak bisa dimungkiri, bahwa ekonomi Indonesia harus ditopang oleh sektor-sektor riel,’’ tegasnya.

Dalam konteks itulah katanya pimpinan-pimpinan daerah bisa menjadikan pameran yang berbasis produk budaya dan kreativitas unggulan ini menjadi cikal bakal membangun daerah masing-masing.

Yang paling penting lagi tambahnya, kampoong industri dengan skala yang lebih besar lagi harus pula digelar di berbagai tempat di seluruh dunia. ‘’Event-event besar berskala internasional di berbagai negara secara berkala harus kita gelar. Jadi jangan berhenti sampai disini,’’ tambahnya.

Mengenai pembuatan Oase-Oase bafru, Fauzi Azis menyebut, jika masing-amsing daerah atau propinsi tampil sebagai Oase, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan terjamin. Dia sebut misalnya, Wajo menjadi Oase Sutera Alam Indonesia, Palu menjadi Oase Bawang Goreng Indonesia atau Pontianak menjadi Oasae Aluvera Indonesia.

‘’Pokoknya kita ciptakan sebanyak mungkin unggulan-unggulan yang ada dimasing-masing daerah dan itu pasti bisa,’’ tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Hidayat menjawab pertanyaan waratwan kenapa disebut kampoong industry, dia katakan sebutan itu dipilih sebagai tema untuk menghadirkan realitas industri kreatif yang selalu muncul dari keadaan asri, nyaman, dan inspiratif sebagaimana kampung di berbagai belahan bumi.

Memang, secara sosial kultural, kampung mempresentasikan keberadaan bangsa Indonesia yang harmonis sekaligus dinamis. Hidayat mengatakan, “Kampoong Industri mewujudkan makin dekatnya interaksi dunia usaha,” begitu kata Hidayat.

Pameran kampoong industri ini merupakan upaya mempromosikan kekayaan industri berbasis budaya di Indonesia yang memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi dan sebenarnya, produk kreatif asal Indonesia sudah banyak dikenal oleh dunia.
Pameran ini juga menyertakan industri kreatif berbasis budaya unggulan, di antaranya industri berbasis sumber daya alam, industri kreatif berbasis teknologi tinggi, industri berbasis singkong serta industri kecil dan menengah sektor kerajinan. Industri-industri kreatif ini akan menjadi prioritas untuk terus dikembangkan, terutama melalui peningkatan daya saing melalui pengembangan kompetensi dan pasar.

Indonesia memang harus meningkatkan daya saing industri agar bisa mendapat manfaat lebih besar dari integrasi pasar ASEAN termasuk juga produk-produk industri kreatif yang bernilai tambah tinggi.

Karena itu, pemerintah bersama dunia usaha harus menekan biaya produksi dan melakukan efisiensi serta melaksanakan peraturan dengan benar. Ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan industri nasional.

Menteri Hidayat menyebut, masih ada waktu tiga tahun ke depan sebelum pelaksanaan integrasi pasar ASEAN atau terbentuknya Komunitas Ekonomi ASEAN pada 2015 untuk mendorong daya saing industri nasional.

“Kita juga harus memperkuat dan melindungi pasar dalam negeri, terutama agar produk yang tidak memenuhi SNI (standar nasional Indonesia) tidak masuk dan beredar di pasar dalam negeri,” kata Hidayat. (sabar hutasoit)

CATEGORIES

COMMENTS