Industri Golok Galonggong Terancam Punah

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

TASIKMALAYA, (Tubas) – Kerajinan golok Galonggong Tasikmalaya dari waktu ke waktu semakin terjepit dan terancam punah karena tidak ada regenerasi perajin golok tersebut. Omzet penjualan golok “Bedog Galonggong” di daerah Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya itu juga terus menurun.

A Sumardi (48), seorang perajin golok di Kampung Galonggong, Desa Cilangkap, Kecamatan Manonjaya, Tasikmalaya, Jabar mengaku selain tidak ada penerus keahlian di bidang pembuatan golok, rata-rata omzet penjualan yang diperolah juga terus turun.

“Kondisi ini tidak menutup kemungkinan nama Bedog Galonggong yang sempat mengharumkan nama Tasikmalaya dan sempat dikenal hingga ke luar negeri lambat laun bisa punah ditelan waktu,” katanya kepada tubasmedia.com, baru-baru ini.

Menurut Sumardi, rata-rata omzet penjualan sekarang sangat minim dibanding tahun sebelumnya. Omzet penjualan setiap bulan paling banyak 40 bilah golok yang terjual. Pada 2010 rata-rata omzetnya mencapai 100 bilah golok yang terjual setiap bulan. Sedang pada 2009 rata-rata setiap bulan terjual 160 bilah golok. Jumlah perajin juga mulai berkurang.

Sumardi berharap ada perhatian pemerintah daerah setempat untuk membantu eksistensi dan kehidupan ekonomi para pengrajin yang kini masih ada. “Para pengrajin belum merasakan adanya perhatian dari pemerintah dan bantuan modal usaha, sehingga banyak perajin yang mulai ke usaha lain,” ungkapnya. (dadang)

CATEGORIES
TAGS