Down to Earth

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

KALIMAT inilah perintah Tuhan secara umum kepada manusia. Maksud perintah itu tentu amat mulia bagi kepentingan kemanusiaan, yakni untuk memakmurkan bumi sebagai sumber penghidupan dan hasilnya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi keperluan bersama.

Jadi konsep down to earth pada dasarnya bersifat universal yang berlaku bagi semua manusia yang hidup di belahan bumi manapun. Dalam konsep manajemen kepemimpinan, down to earth dimaknai sebagai sebuah pendekatan bahwa dalam mengemban tugas kepemimpinan, seorang pemimpin harus benar-benar dapat memahami tentang bumi seisinya, serta problema yang ada.

Pemimpin yang selalu down to earth diharapkan makin dekat dengan rakyatnya, mau mendengar dengan penuh kesabaran tentang berbagai pandangan masyarakat dan poblem yang dihadapinya, serta mencarikan jalan keluar yang terbaik. Proses interaksi sosial yang efektif antara pemimpin dengan rakyatnya adalah mutlak diperlukan dalam rangka menciptakan harmoni yang berdasarkan pertimbangan sosiologis nilainya sangat tinggi.

Kepemimpinan raja Bumibhol di Thailand adalah contoh terbaik bagi penerapan konsep kepemimpinan down to earth yang berhasil. Raja telah berbuat banyak untuk kepentingan rakyatnya menjadikan mereka masyarakat yang produktif, khususnya di sektor pertanian.

Konsep transformasi dengan “Teori Baru” yang sangat terkenal, dijalankan dengan penuh pengabdian untuk membangun kemandirian rakyatnya di sektor pertanian sampai berhasil menjadikan negeri gajah putih sebagai eksportir bahan pangan yang besar di kawasan Asia.

Lahan di depan kompleks kerajaan, dibangun sebagai center of excellent bagi pengembangan bibit dan teknologi atas biaya yayasan yang dibentuk raja. Dengan demikian, tugas kepemimpinan dapat disimpulkan sebagai sebuah pengabdian, sehingga seluruh kekuasaan yang dimilikinya memang harus didedikasikan untuk mensejahterakan rakyatnya, bukan untuk membangun dinasti bagi keluarga dan golongannya.

Pemimpin down to earth adalah untuk semua dan karena itu segala pikiran dan tindakannya harus bersifat netral dan kalaupun harus memihak, kepemihakannya hanya didedikasikan untuk kepentingan rakyat, kepentingan bangsa dan negara, serta kepentingan nasional untuk membangun dan mengembangkan kemandirian.

Sepuluh tahun kabinet Indonesia bersatu berkuasa belum berhasil mewujudkan kemandirian. Terbukti, neraca transaksi berjalannya sangat rawan karena ketergantungan kita dari asing sangat dominan. Pemimpin nasional ke depan, kita harapkan tampil lebih baik. Dan yang kita kehendaki adalah yang bersedia down to earth untuk menyelematkan bumi Indonesia dan para penghuninya dari kehancuran.

Membangun Indonesia yang maju, sejahtera, adil dan makmur tidak bisa dilakukan hanya dengan talking-talking saja di berbagai fora, tapi butuh tindakan nyata agar bangsa Indonesia yang maju dan mandiri dapat diwujudkan. Hanya pemimpin yang mampu down to earth yang akan membawa perubahan negeri ini menjadi lebih baik. Semoga kita mendapatkannya melalui pilpres yang jujur. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS