Ciptakan Mutual Benefit dalam Bidang Ekonomi
Oleh: Fauzi Aziz
APA maknanya kalau sesama anak bangsa bisa menciptakan mutual benefit yang sejak lahir dan tumbuh menjadi dewasa sebagai bangsa Indonesia? Saling memberikan manfaat ketika kita hadir sangat penting untuk memanjakan Indonesia dan membuat sehat dan kuat bangsa dan negara Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi maupun militer.
Sudah saatnya kita harus membuka kembali catatan sejarah pergerakan Indonesia dan peta geografis sejak zaman kolonial hingga sekarang.Tujuannya hanya satu, agar kita dapat melihat dan bercermin diri seperti apa sosok Indonesia sampai hari ini dilihat dari berbagai dimensi kehidupan politik, ekonomi, dan militer.
Rasanya belum banyak yang bisa dibanggakan untuk mengatakan bahwa Indonesia sudah sehat dan kuat untuk membangun peradabannya. Meskipun diakui bahwa negeri ini kaya akan sumber daya alam, tetapi nilai tambahnya belum bisa dinikmati oleh bangsa kita sendiri secara merata. Ini menandakan proses transformasi yang sedang diupayakan belum berhasil menciptakan mutual benefit dilihat dari kepentingan nasional.
Mutual benefit yang bisa membuat hidup seluruh bangsa Indonesia menjadi sejahtera agar konflik sosial bisa diredam dan rasa cemburu, iri, dengki tidak tumbuh subur di negeri ini. Mengelola negeri ini tidak bisa dilakukan dengan cara ibarat mengelola warung kopi di pinggir jalan. Mengelola negeri ini memerlukan peta jalan yang bottom lainnya adalah menciptakan mutual benefit ketika proses transformasi ekonomi sedang berlangsung.
Temanya tidak sekadar hanya membuka akses asing diundang dan diberi karpet merah untuk melakukan proses eksploitasi dan eksplorasi sumber daya ekonomi dengan memanjakan habis-habisan kehadiran mereka. Sampai harus membeli pesawat kepresidenan untuk melakukan pengembaraan ke seluruh pelosok dunia sambil merayu agar mereka mau hadir dan berinvestasi dan berdagang di Indonesia.
Yang seperti ini tidaklah salah, tetapi yang lebih benar bila akses itu dibuka untuk para wirausahawan nasional dan layak digelari karpet merah agar mereka bisa membangun negerinya. Jepang, Korsel, China, dan India, adalah kaca yang tepat untuk bercermin. Mereka melakukan upaya di negaranya untuk menciptakan mutual benefit dalam pembangunan ekonomi.
Sebagai Pelengkap
Sadar bahwa menciptakan mutual benefit adalah keharusan agar ekonomi yang tumbuh dapat bermanfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran bangsanya. Dengan cara ini, strategi pembangunan ekonomi harus dijalankan dan dikelola untuk menciptakan mutual benefit. Asing hadir sebagai pelengkap jangan terbalik balik, asing hadir menjadi pemain utama dan yang menentukan.
Kebijakan nasional harus seperti itu agar proses penciptaan nilai tambah di dalam negeri sekaligus dapat menciptakan mutual benefit yang proporsional bagi kepentingan bangsa Indonesia. Bahkan bangsa Indonesia ke depan harus bisa menjadi salah satu pelaku akuisisi modal dalam lingkungan bisnis global tanpa harus berbicara tentang nasionalisasi perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.
Singapura dan Malyasia sebagai negeri serumpun, kok bisa membuat negerinya berwibawa dalam bidang ekonomi. Indonesia harusnya lebih bisa, karena kita lebih kaya dari mereka. NKRI akan tetap berkibar, jika kita berhasil menciptakan mutual benefit, baik yang bersifat nasional maupun yang bersifat kedaerahan. Papua tidak akan bergejolak kalau kita berhasil menciptakan mutual benefit bagi seluruh entitas masyarakat Papua. Begitu pula saudara kita di NAD tidak akan pernah bermimpi untuk “pisah” dari NKRI kalau masalah mutual benefit diperhatikan dari mula.
Jakarta terlalu powerful dan semangatnya adalah seperti tidak terlalu percaya membangun daerah-daerah otonom di Indonesia, meskipun tahu jurang pertumbuhan Jawa dan luar Jawa masih lebar. Ini terjadi karena pemerintah dan parlemen belum berhasil menjalankan progam mutual benefit dengan dasar konsepsi yang clear dan dengan peta jalan yang lebih terukur.
Saatnya kita berbenah, dan sekarang pula, adalah waktu yang tepat untuk merekonstruksi kembali konsep pembangunan ekonomi Indonesia yang bottom line-nya adalah menciptakan mutual benefit bagi kita agar kesejahteraan dan kemakmuran yang merata terjadi di negeri ini. Kalau sedang lupa memang harus rela untuk diingatkan. Dan kalau salah juga, harus bersedia untuk dibenarkan, tanpa harus disikapi dengan lebai dan pakai marah-marah. ***