BDI Jakarta, Telorkan Pekerja Siap Pakai
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Balai Diklat Industri (BDI), Kementerian Perindustrian, Jakarta berusaha meningkatkan kapasitasnya untuk ‘’menelorkan’’ tenaga kerja industri siap pakai. Hingga saat ini, balai tersebut baru mampu memasok 30 persen dari total kebutuhan tenaga kerja, khususnya industri garmen.
Hal itu diungkapkan Kepala BDI Jakarta, Jonni Afrizon kepada wartawan di ruang kerjanya kemarin.
Jonni menyebut, ada tiga tugas pokok BDI Jakarta. Pertama menelorkan sebanyak mungkin tenaga kerja industri siap pakai yang memiliki sertifikasi kompetensi, kedua menumbuhkembangkan wirausaha yang baru dan ketiga mengatasi kesenjangan pekerja.
Ketiga tugas pokok tersebut harus dilaksanakan secara berbarengan. Untuk itu BDI Jakarta menyelenggarakan Diklat dengan basis 3 in 1 yang mencakup pelatihan, sertifikasi dan penempatan. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto pernah mengatakan kalau pelatihan dengan basis 3 in 1 menjadi kunci bagi BDI yang ada di seluruh Indonesia guna mendorong tumbuhkembangnya sektor industri.
Satu hal yang harus dilaksanakan menurutnya adalah, seluruh siswa yang mengikuti Diklat adalah anak-anak usia kerja yang belum mendapat pekerjaaan dan sebelum masuk Diklat terlebih dahulu dicarikan industri yang siap menampung mereka usai mengikuti Diklat.
Kurikulum
Ditanya kenapa ? dikatakan bahwa melatih siswa yang sudah jelas akan bekerja dimana, lebih mudah dibanding siswa yang tidak jelas mau kerja dimana. Pasalnya, kurikulum yang akan diajarkan kepada mereka sudah ditentukan oleh perusahaan atau industri yang siap menampung mereka.
‘’Kurikulum yang diberikan pelatih adalah yang sesuai kebutuhan industri,’’ kata Jonni menambahkan kalau BDI Jakarta selalu lebih dahulu mencari tempat mereka bekerja, baru kemudian diikutkan dalam diklat.
Maka itu kata dia, seluruh siswa yang ikut kegiatan diklat, sudah dipastikan langsung bekerja dan tidak satupun di antara mereka menjadi pengangguran.
BDI Jakarta, 2017 melatih 4.000 siswa dan 2018 dan masih berlangsung, melatih 6.000 siswa. Diharapkan tahun 2019 jumlah yang masuk diklat akan meningkat menjadi 7.500 tenaga kerja.
Dia mengakui kalau kapasitas tampung ruang diklat BDI Jakarta sangat terbatas hanya 3.000 siswa dan jika BDI Jakarta mendidik dan melatih di atas 3.000 tenaga kerja, mereka melakukan kerjasama dengan sejumlah industri yang menyediakan ruang diklat.
‘’Ada beberapa industri yang bersedia menyediakan ruang diklat yang sesuai dengan standar,’’ katanya. (sabar)