Remajakan Perkebunan Kemenyan

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Pemerintah daerah di wilayah Tapanuli dan sekitarnya sudah saatnya menyusun program peremajaan perkebunan kemenyan (styraz benzoine) agar tanaman khas itu tidak sampai punah. Lagi pula, perkebunan kemenyan merupakan salah satu sumber mata pencaharian penduduk dan punya potensi untuk pelestarian lingkungan.

Harapan itu disampaikan tokoh masyarakat Sumatera Utara, Dr RE Nainggolan, kepada tubasmedia.com, baru-baru ini berkaitan dengan adanya kecenderungan penebangan pohon kemenyan, belakangan ini.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pernah meminta masyarakat agar tidak menebang pohon kemenyan. Merujuk berita harian terbitan Jakarta, belum lama ini, Menhut mengatakan, perkebunan pohon kemenyan memberikan keuntungan ekonomi jangka panjang dan melestarikan sumber air.

Mantan Sekwilda Sumut dan mantan Bupati Tapanuli Utara, RE Nainggolan, membenarkan, perkebunan kemenyan menjadi sumber mata pencaharian utama banyak penduduk di wilayah Tapanuli tempo dulu (kini antara lain, Kabupaten Tapanuli Utara, Dairi, Humbang Hasundutan, Samosir, dan Toba Samosir).

Bahkan kemenyan pernah mencapai masa kejayaan pada tahun 50-an sampai 60-an. Pada masa itu, banyak penduduk Tapanuli Utara (sebelum pemekaran) yang kaya dari hasil perkebunan kemenyan (haminjon, bhs Batak Toba).

Dikemukakan, selama ini perkebunan kemenyan belum tersentuh program pengembangan secara luas. Maka, kini saatnya disusun program peremajaan agar tanaman khas Tapanuli itu tidak sampai punah atau hilang.

Ia mengatakan, seingatnya hanya Indonesia dan India yang memiliki tanaman kemenyan. Oleh karena itu, sayang sekali kalau kita tidak berhasil melestarikan pohon itu. Ia juga berpendapat, sudah saatnya kita menginventarisasi pohon-pohon atau tanaman khas, untuk dikembangkan agar lestari dan membawa keuntungan, sebagai kekayaan sumber daya alam kita. (ender)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS