PTKI Telorkan SDM Siap Pakai

Loading

Laporan: Redaksi

Kepala Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI), Ir H Mansyur MSi

Kepala Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI), Ir H Mansyur MSi

MEDAN, (TubasMedia.Com) – Sekolahan tidak hanya sekedar menuntut ilmu tapi juga sekaligus mendidik manusia menjadi orang-orang yang memiliki spesialisasi sehingga usai menyelesaikan pendidikan, seorang siswa atau mahasiswa bisa langsung berkarya di lapangan.

Hal itu diucapkan Kepala Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI), Ir H Mansyur MSi saat berbincang dengan Tubas di ruang kerjanya gedung PTKI di Jalan Medan Tenggara VII, Medan. Mansyur didampingi Kepala Tata Usaha PTKI, Halomoan Simalango SE.

Misi PTKI yang berada di bawah naungan Kementerian Perindustrian itu memang untuk melaksanakan tri dharma perguruan tinggi secara terstruktur dengan mempertimbangkan teknologi dan kebutuhan industri melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Demikian juga visi yang mereka emban. Terwujudnya pendidikan teknologi kimia industri sebagai perguruan tinggi yang tangguh dan mandiri, dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) industri yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri.
Berangkat dari visi dan misi inilah, para pemangku kepentingan di PTKI ingin menjadikan PTKI sarana pendidikan yang mampu mencetak manusia siap pakai dan langsung mendapat lapangan pekerjaan.

‘’Bahkan sesuai data, anak-anak kita yang masih menuntut ilmu di kampus ini, sudah mendapat pekerjaan. Meraka-mereka ini sudah dibooking sejumlah pengusaha industri. Sudah dipesan dan istilahnya sebelum tamat sudah kerja. Begitulah…,’’ kata Mansyur sembari tertawa.

Kehadiran PTKI saat ini menurut Mansyur juga disiapkan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus atau Kawasan Industri Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei ini merupakan sentra industri terpadu yang mengelola kelapa sawit mulai dari industri hilir sampai hulu. Produk yang dihasilkan nanti berupa minyak kelapa sawit, kertas, sampai listrik yang semua berbahan baku kelapa sawit.

Proyek Semangke menghabiskan dana sekitar Rp 5 triliun dengan menggunakan dana investror asal Jerman, PT Ferrostaal Indonesia. PTPN III sendiri harus menyediakan dana investasi Rp 500 miliar dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan mencapai 84.000 orang pada tahun 2025. Itu setara dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 6.500 orang per tahun.

Oleh karena itu PTKI akan mengarah kepada pendidikan spesialisasi kelapa sawit. Bahkan direncanakan jika dana tambahan yang disebut sebagai anggaran APBMP sudah cair dari kantor pusat, pengelola PTKI akan segera membangun pabrik mini kelapa sawit yang menghasilkan CPO (minyak sawit). Hasil pabrik mini ini akan terus diseleksi turunannya dalam laboratorium TUK (tempat uji kompetensi).

Diakui memang bahwa turunan CPO cukup beragam tapi PTKI hanya akan konsentrasi pada turunan minyak goreng dan margarine dengan alsanan kedua komoditi ini adalah merupakan bahagian dari kebutuhan pokok masyarakat.

‘’Laboratorium yang akan bangun nanti, untuk sementara hanya konsentrasi meneliti turunan minyak goreng dan margarine karena kami anggap kedua komoditi ini adalah kebutuhan pokok masyarakat yang harus kita siapkan,’’ jelasnya.

Di bagian lain obrolan, Mansyur menjelaskan kini mahasiswa PTKI sekitar 1.000 orang yang nantinya akan menyandang gelar D3. Jebolan-jebolan PTKI katanya umumnya sudah bekerja di beberapa pabrik kimia berkelas di dalam negeri seperti Pertamina dan sebagainya. Bahkan sebagian ada yang bekerja di luar negeri. ‘’Kami menelorkan SDM-SDM siap pakai, bukan pengangguran,’’ katanya menutup obrolan. (sabar)

CATEGORIES
TAGS