Pahlawan itu Negarawan

Loading

Laporan: Redaksi

Priyo Budi Santoso

Priyo Budi Santoso

JAKARTA, (Tubas) – Meski sebagai orang penting Priyo Budi Santoso tidak melupakan hal-hal kecil yang sering disebut orang remeh temeh. Di sela-sela kesibukannya sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dia masih menyempatkan memberikan perhatian kepada hal kecil yang terjadi di sekitar gedung DPR. Misalnya, foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyonpo (SBY) dan Wapres Boediono yang menghilang dari dinding ruang sidang parpurna DPR di Nusantara I.

Ketika ditemui tubasmedia.com di lobby Gedung Nusantara III di komplek parlemen Senayan, Mas Priyo begitu sapaan akrabnya mengomentari berbagai masalah nasional yang menumpuk-numpuk. Meski begitu Mas Priyo tidak lupa menjelaskan kasus foto Presiden SBY dan Wapres Boediono yang hilang itu.

“Foto itu sedang dibersihkan, “ kata Priyo
Kenapa lama ?
“Ya, akan diganti dengan foto yang lebih gagah” jawabnya
Foto siapa, Pak ?
Ha, ha,ha….

Secara khusus Ketua DPP Partai Golkar itu menyoroti kontroversi yang menyangkut Wali Kota Bekasi Mochtar Mohammad yang belum lama ini dinyatakan bebas oleh hakim Pengadilan Tipikor di Bandung. Sebagai pelaksana tugas (Plt) wali kota dipercayakan kepada Wakil Wali Kota Rahmat Efendi yang juga yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi.

“Plt Wali Kota Bekasi Rachmat Effendi telah menebarkan nilai-nilai kepahlawanan di tengah masyarakat,” ungkap Priyo. Buktinya ? “Wakil wali kota tidak terpancing berbuat macam-macam dalam aksi dukungan atau menolak keputusan majelas Pengadilan Tipikor Bandung” katanya.

Menurut Mas Priyo seorang politisi yang memiliki jiwa negarawan pun layak disebut pahlawan, karena kontrol diri dan tetap menghargai pejabat pemerintahan meskipun pejabat itu sendiri sedang dalam masalah hukum terkait dugaan korupsi. “Saya acungkan dua jempol untuk kader Partai Golkar Rachmat Effendi telah melakukan tugas negarawan dengan baik,” kata sambil dua jempol jari tangannya.

Seorang negarawan sejati, tambah Priyo, tidak pernah merasa benar sendiri. Dia selalu sharing agar tidak terjadi miss-communication. “Siapapun selama menomorsatukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dia layak disebut pahlawan,” tegasnya. (rudi kosasih)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS