Industri Alas Kaki Tahun Ini, Mengalami Berbagai Tekanan

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) memaparkan berbagai tekanan yang dialami industri alas kaki tahun ini. Pasca pandemi, bisnis harus bertahan di tengah penurunan daya beli.

Direktur Eksekutif Aprisindo, Firman Bakrie, mengatakan keadaan ekonomi masyarakat tengah sulit, sangat berpengaruh pada ketahanan bisnis.

“Perekonomian masyarakat merosot karena inflasi, dalam keadaan ini kami harus bersaing dengan kebutuhan pokok,” katanya.

Tahun ini, inflasi pangan cukup memukul perekonomian. Akhirnya industri melakukan langkah efisiensi agar harga produk tidak naik dan berdaya saing. Seperti berkompetisi ketat dalam hal bahan baku, kualitas, inovasi model dan tren, hingga efisiensi tenaga kerja.

Selain itu, ia mengatakan, bahan baku masih menjadi tantangan pebisnis khususnya setelah adanya aturan pengetatan impor. Sebagian besar bahan baku industri sepatu masih menggunakan tekstil dan aturan membuat birokrasi jadi tambah panjang dan mahal.

Karena itu ia berharap Pemerintah memberikan kemudahan khususnya bagi industri manufaktur yang padat modal.

Firman menambahkan sejak pandemi, industri dalam negeri belum pernah pulih normal. Beberapa brand lokal pada Lebaran tahun ini mengalami penurunan penjualan dibanding periode yang sama di tahun 2023. “Khususnya segmen menengah ke bawah,” kata dia.

Terkait brand alas kaki Bata yang menutup pabriknya, Fiman mengaku belum dapat penjelasan secara detail.

Namun ia memastikan bisnis perusahaan yang sudah ada di Indonesia sejak 1931 itu masih tetap berjalan. Khususnya untuk segmen retailnya, Selain produksi di Purwakarta, Bata juga masih memiliki skema bisnis berupa pemesanan ke pabrik lokal lain Indonesia.

Ia berujar, rugi yang dialami Bata kemungkinan besar karena pesanan menurun dan biaya yang tidak seimbang dengan pemasukan. “Misalnya terkait dengan upah minimum yang tinggi dan harga jual yang tidak seimbang,” ujarnya.

Dalam laporan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, manajemen PT Sepatu Bata Tbk. mengungkapkan, kerugian perusahaan telah terjadi selama empat tahun sejak pandemi.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2023, Bata mencatat penjualan neto Bata Rp 609,61 miliar pada 2023 atau merosot dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 643,45 miliar. (sabar)

CATEGORIES
TAGS