Kemenperin Klaim Industri ITKAK di Indonesia Tengah Ekspansif dan Getol Investasi
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara soal anggapan dunia industri di Indonesia tengah mengalami tren negatif. Terutama di sektor industri alas kaki dan tekstil. Anggapan ini menyusul keputusan PT Sepatu Bata menutup pabrik yang berlokasi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki (ITKAK) Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan menyatakan anggapan tersebut tidak benar. Adie bahkan mengklaim industri di Indonesia justru tengah ekspansif dan getol investasi.
Dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu 15 Mei 2024, Adie mengatakan, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, serta industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh positif pada triwulan pertama 2024.
Adie menerangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 pertumbuhan kedua subsektor itu mencapai 5,90 persen year on year (yoy) dan 2,64 persen (yoy).
“Peningkatan performa ini juga turut mengerek kontribusi industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu sebesar 19,28 persen (yoy), atau naik dari periode yang sama di tahun 2023 yang mencapai 18,57 persen (yoy). Hal ini menyiratkan bahwa industri pengolahan masih menjadi mesin penggerak utama perekonomian Indonesia,” tambahnya.
Menurut Adie, pertumbuhan itu disebabkan permintaan luar negeri dan domestik yang masih kuat.
“Pada triwulan I 2024, permintaan luar negeri untuk produk tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki mengalami peningkatan volume, yaitu sebesar 7,34 persen (yoy) untuk produk tekstil, 3,08 persen (yoy) untuk pakaian jadi, dan sebesar 12,56 persen (yoy) untuk alas kaki,” tuturnya.
Sedangkan dari sisi capaian realisasi investasi, Adie menambahkan nilai investasi industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri tekstil dan pakaian jadi juga mengalami peningkatan.
Pada 2022 tercapai sebesar Rp24,6 triliun dan pada tahun 2023 tercapai sebesar Rp27,9 triliun. Pada triwulan I 2024 nilai investasi industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri tekstil dan pakaian jadi sebesar Rp6,9 triliun.
“Secara rata-rata pada tahun 2022-2024, proporsi investasi industri tekstil sebesar 40 persen industri pakaian jadi sebesar 20 persen, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki sebesar 40 persen. Capaian realisasi investasi yang stabil pada periode tersebut dapat mengindikasikan produktivitas industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki masih menjanjikan,” ungkapnya.
Adie mengaku optimistis, kedua industri ini akan terus bertumbuh, terutama dengan adanya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang kini diubah dengan Permendag No 7/2024.
“Kemenperin optimistis pertumbuhan industri tekstil, kulit, dan alas kaki akan meningkat lebih besar lagi apabila pencegahan konsumsi pakaian bekas atau thrifting dan pengawasan pasar sesuai aturan yang berlaku terhadap barang-barang impor lebih ditingkatkan,” pungkasnya.(sabar)