Membawa Harapan Masa Depan

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

GLAMOUR, konsumerisme, harta dan tahta? Apakah itu harapan masa depan? Jawabnya bisa ya, bisa juga tidak. Apakah yang seperti ini bisa merupakan “pasion” dari seseorang? Secara subyektif mungkin bisa ya, bisa juga tidak.

Dinamika hidup manusia di dunia yang tinggal di berbagai benua, sebagian diantaranya menaruh harapan masa depannya dengan cita-cita seperti itu. Dan semuanya terjadi karena berbagai sebab, diantaranya adalah karena faktor pergaulan/lingkungan, ego, ambisi, pendidikan yang “salah” dan lain-lain.

Lantas harapan masa depan seperti apa yang harus diraih setiap orang. Pasti beragam harapan yang bisa diekpresikan oleh siapapun dan dimanapun. Sebagai harapan masa depan, maka secara universal jawabannya simple dan sederhana yaitu untuk menjadi lebih baik dalam segala hal, baik yang bersifat material maupun spiritual.

Lebih baik secara material yang paling universal-pun bersifat standar saja, yaitu terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan dan menjadi mandiri serta tidak bergantung pada orang lain, bahkan bisa membantu orang lain.

Sedangkan harapan masa depan yang bersifat spiritual secara sederhana dapat diaktualisasikan dalam bentuk semakin bertambahnya keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Tuhannya untuk mendapatkan kemuliaan dari-Nya dan mulia di sisi kemanusiaan. Menjadi manusia bermartabat dan beradab adalah juga kebutuhan spiritual seseorang yang selalu menjadi harapan masa depannya.

Karena itu, kedua harapan yang standar tadi harus seimbang dan selaras dan menjadi universal pasion bagi siapa saja. Apakah dia ke depannya menjadi orang kebanyakan atau akan menjadi pemimpin besar, menjadi guru besar, menjadi pengusaha besar atau apapun cita-citanya. Nyaris tanpa batas menaruh harapan masa depan.

Mencari ilmu saja harus diraih walau sampai ke negeri Cina. Harapan masa depan yang menjadi asa kita semua kelak, adalah masuk surga. Mati dalam keadaan serba baik (chusnul chotimah). Itulah harapan masa depan yang paling mulia, paling hakiki dan menjadi cita-cita kita semua.

Modalitasnya adalah hidup seimbang dan selaras antara dunia material dan dunia spiritual. Menjadi kaya tidak dilarang, bahkan sangat dianjurkan asal kekayaan itu diraih dengan cara yang benar. Berilmu juga demikian. Dengan berilmu diharapkan peradaban akan berkembang. Membantu yang lemah diharuskan agar mereka yang lemah, juga mendapat kesempatan yang sama untuk memperoleh keberuntungan dan kemudian bisa membantu yang lemah lagi.

Agar memilki harapan masa depan yang sama sebagaimana sesama manusia yang di hadapan Tuhan kedudukannya sama. Dunia menjadi kacau, terjadi peperangan, bencana kemanusiaan adalah karena proses ambisi, hawa nafsu dan ego yang uncontrolable dan mengabaikan keseimbangan nilai material dan spiritual.

Harapan masa depannya di luar batas kewajaran, sangat ambisius dan keluar dari orbit nalar manusia. Masa depan memang harus diraih tapi harus manajebel, tidak melanggar azas kepatutan, nilai-nilai moral dan agama karena nilai-nilai tersebut bukan untuk disimpan di bawah bantal tapi harus dan wajib diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Masa depan pasti akan datang, hanya soal waktu saja. Apa yang menjadi harapan/asa kita hampir pasti akan bisa diraih, baik sebagian maupun seluruhnya. Tapi jangan lupa dan jangan pernah sekali kali melupakan bahwa apa yang kita raih itu pasti ada campur tangan the invisible hand, yaitu tangan Tuhan.

Karena itu, untuk meraih harapan masa depan, janganlah pernah meningitis doa-doa mustajab kepada sang pencipta, penguasa dan pemilik alam semesta ini. Ajakan yang paling berharga bagi kita semua adalah raih harapan masa depan agar hidup kita menjadi lebih baik, mulia disisi Tuhan dan kemanusiaan.

Masa depan yang baik adalah kalau kita hidup saling membantu, saling menghormati, saling memuliakan, saling memberi manfaat, bukan saling menghancurkan. Berilmu dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk saling memuliakan, hidup berdampingan secara damai tanpa peperangan dan kerusuhan. Itulah harapan masa depan kita.***

CATEGORIES
TAGS