Kemenperin Bina Lima Usaha Rintisan Jebolan Innovating Jogja 2020

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong penerapan hasil penelitian dan pengembangan (litbang) bidang industri oleh para pelaku sektor manufaktur, terutama Industri Kecil Menengah (IKM).

Beberapa hasil litbang tersebut telah berhasil ditransfer dan diterapkan di industri, termasuk pada perusahaan rintisan (startup) pemenang kompetisi Innovating Jogja 2020.

“Kegiatan Innovating Jogja merupakan pencarian perusahaan rintisan berbasis inovasi di bidang kerajinan dan batik yang dilaksanakan melalui sistem kompetisi ide inovasi bisnis.  Lima usaha rintisan lolos seleksi dibina sebagai tenantt inkubator bisnis Innovating Jogja di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Rabu (2/9).

Lima usaha rintisan pemenang Innovating Jogja 2020 yang dibina BBKB Kemenperin tersebut meliputi Puspita Batik Indigo Natural Dye dengan inovasi blue gold instant atau paket zat warna indigo lengkap dengan reduktor dan alkalinya.

Kedua, Semilir dengan produk inovasi teknik ecoprint pada kulit kayu lantung. Ketiga, Woodeco Indonesia dengan produk inovasi wooden jewelry box dan wooden ring box dari limbah kayu industri furnitur. Keempat, Artsy Craft dengan inovasi produk mahar dari produk bunga kering, dan kelima Toja Indonesia dengan inovasi produk penerapan ragam hias nusantara pada produk rajut.

Doddy mengungkapkan, Yogyakarta merupakan daerah dengan inovasi industri kreatif yang terus berkembang. Sehingga, melalui kegiatan Innovating Jogja, Kemenperin berupaya mendukung IKM kerajinan dan batik di kota tersebut untuk terus berinovasi mengembangkan produknya.

“Selain itu, IKM juga berkesempatan menfaatkan kehadiran fasilitas layanan jasa dan hasil litbang di BBKB Yogyakarta,” paparnya.

Para pemenang Innovating Jogja akan menerima pendampingan manajemen mutu produk dari BBKB Yogyakarta dan Bio Hadikesuma Management Training & Consulting (BHMTC).

Selain itu, mereka akan mendapatkan fasilitas bahan produksi sebesar Rp20 juta dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Agro Kemenperin. “Total hadiah yang diberikan kepada tenant mencapai senilai Rp73 juta,” jelas Kepala BPPI.

Ia menuturkan, Innovating Jogja merupakan kegiatan yang diselenggaraan rutin setiap tahun. Pada pelaksanaan sebelumnya, sejumlah hasil litbang BBKB telah dimanfaatkan oleh para tenant Innovating Jogja lainnya, misalnya teknik batik Latar Ringkel yang telah digunakan oleh Tizania Jumputan, yang merupakan tenant Innovating Jogja tahun 2018.

Kemudian, teknologi aplikasi nanopartikel ZnO untuk produk batik antibakteri yang telah diterapkan oleh CV Smart Batik Indonesia (tenant Innovating Jogja tahun 2019).

“Penerapan teknologi antibakteri ini cukup menarik perhatian, karena itu sangat diminati oleh para pengemar batik di tengah merebaknya wabah virus corona baru yang terjadi saat ini,” imbuhnya. (sabar)

 

CATEGORIES
TAGS