Fauzi Aziz; Selamatkan IKM, Pola Bisnis Harus Dikaji Ulang……
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pola bisnis yang terjadi saat ini di Indonesia dalam kaitannya memasarkan produk-produk industri kecil dan menengah (IKM) harus dikaji.
Hal itu dikatakan pengamat industri dan ekonomi, Fauzi Aziz kepada tubasmedia.com Kamis pagi di Jakarta mengomentari berita yang menyebut pelaku UMKM telah gulung tikar lantaran tidak mampu bersaing harga dengan produk impor yang dijual murah di platform e-commerce dan social commerce.
Menurut Fauzi, melihat data pengeluaran belanja konsumsi rumah tangga yang mencapai 56% dari PDB atau setara dengan Rp 10 triliun lebih tiap tahun, pasar dalam negeri menjadi selalu menarik bagi para importir untuk profit taking di Indonesia.
Perusahaan Pusat Logistik BERIKAT katanya menjadi pintu masuk barang impor karena mereka mendapat penundaan bea masuk dan PPN. Pajak tersebut baru akan dipungut saat barang dikeluarkan dari gudang dan untuk memuluskan prosses perdagangan ini, mereka bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan e-commerce.
Menurut Fauzi, produk konveksi dalam negeri sebenarnya sudah cukup murah. Tapi karena impor barang ke Indonesia umumnya mendapat fasilitas kredit ekspor dengan suku bunga murah, produk-produk asing yang masuk ke Indonesia dijual dengan harga jauh lebih murah dari produk-produk Indonesia sendiri.
Sementara itu lanjutnya, di dalam negeri suku bunga relatif teramat tinggi. Sebab itu, para pemasar produk dalam negeri harus diberikan kredit konsumsi dengan suku bunga murah.
‘’Dan yang terpenting, jika benar-benar pemerintah mau menyelamatkan perusahan-perusahaan kecil di Indonesia, pola bisnis mereka itu harus dikaji ulang,’’ tegasnya
Sementara itu diketahui, sebagian besar konsumen (rakyat) Indonesia punya daya beli rendah. Karena itu, produk-produk China laku dan banyak peminatnya. Kenapa murah? Karena mereka dumping. Di sinilah negara. pemerintah harus hadir melindungi IKM. Menjaga UMKM agar dapat hidup sehat.
Memang ada IKM dapat hidup. Survive. Karena punya desain. manajemen. teknologi. Sehingga dapat menghadirkan produk-produk bernilai tambah tinggi. tapi jumlahnya sangat sedikit.
Dari dulu hingga kini, IKM butuh kehadiran. pendampingan. bantuan pemerintah agar bisa bersaing di pasar. Pasar dalam negeri harus dilindungi. Dibikin benteng tarif dan non-tarif. Dikasih anggaran agar bisa beli mesin baru. Dikasih kesempatan agar bisa ikut mengembangkan SDM-nya. Bisa ikut pameran-pameran. Agar konsumen yang cerdas bisa mendukung IKM/UMKM.
Data BPS bulan Juni 2023 memperlihatkan data ekspor impor Indonesia anjlok. Demikian pula ekspor produk industri turun tajam. Permintaan global melemah dan ini harus diwaspadai sebab produk-produk China mengalihkan pasarnya ke Indonesia.
Menghadapi kondisi ini pemerintah pusat dalam hal ini kementerian terkait dituntut mengatur strategi demi menyelamatkan pelaku-pelaku industri kecil.
Sementara itu, Dirjen Industri Kecil, Menangah dan Aneka (IKMA), Reni Yanita kepada tubasmedia.com mengatakan bahwa menghadapi kondisi bisnis seperti ini, konsumen harus cerdas.
‘’Jangan terprovokasi dengan harga murah, karena harga-harga yang ditawarkan tidak masuk logika, kalau memang benar-benar produk yang diperdagangkan itu baru,’’ katanya.
Seperti diberitakan, Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada mengungkapkan, pihaknya telah menerima sejumlah laporan dari pelaku UMKM yang gulung tikar lantaran tidak mampu bersaing harga dengan produk impor yang dijual murah di platform e-commerce dan social commerce salah satunya di TikTok Shop. (sabar)