Jerman Tingkatkan Kerja Sama Investasi Industri dan Pendidikan Vokasi

Loading

1.jpg2

BERKELAKAR – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Harjanto serta Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika I Gusti Putu Suryawirawan berbincang-bincang sambil berkelakar dengan Duta Besar Jerman untuk Indonesia H.E Mr. Michael Von Ungern Sternberg di Kementerian Perindustrian, Jakarta 5 Oktober 2016.-tubasmedia.com/ist

 

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kerja sama strategis Indonesia dan Jerman akan meningkat, terutama di bidang investasi industri dan pendidikan vokasi. Hal ini disampaikan Menperin usai melakukan pertemuan dengan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Michael Freiherr von UngernSternberg.

“Dalam pertemuan tadi, dibahas mengenai comprehensive economic partnership agreement (CEPA) dan bilateral investment treaty (BIT),” ujarnya di Jakarta, Rabu (5/10).

Terkait BIT atau perjanjian perlindungan untuk penanaman modal, kata Airlangga, Jerman mengharapkan dapat diperpanjang hingga berlakunya Indonesia-Uni Eropa CEPA. BIT antara Indonesia dan Jerman akan habis pada Mei 2017.

Menurut Airlangga, pemberlakuan BIT selama ini untuk memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha yang berinvestasi di Indonesia. “Karena perjanjian ini kaitannya dengan insurance,” jelasnya. Untuk itu, Menperin terus membuka peluang kerja sama kedua negara di berbagai sektor industri.

Hingga saat ini, aliran investasi Jerman di Indonesia untuk sektor industri, didominasi antara lain oleh industri alat angkutan dan transportasi, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, industri tekstil, industri makanan, industri kulit, barang dari kulit dan sepatu, industri karet, barang dari karet dan plastik, serta industri mineral non logam.

Pada periode 2010-2015, nilai keseluruhan investasi Jerman di Indonesia mencapai USD 552 juta dengan 547 proyek yang menyerap tenaga kerja sebanyak 38.382 orang. Sedangkan, pada triwulan I tahun 2016, nilai investasi Jerman di Indonesia sebesar USD 24,6 juta dengan 29 proyek. Beberapa tahun terakhir, perusahaan Jerman yang aktif berinvestasi di Indonesia, di antaranya Heidelberg Cement (Indocement), Fresenius, Volkswagen, Airbus, dan Rheinmetall.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Harjanto mengungkapkan, Siemens telah menandatangani MoU dengan PT PLN (Persero) untuk pengembangan listrik berkapasitas 500 megawatt (MW) di kawasan Indonesia timur.

Sementara itu, kerja sama pendidikan vokasi antara Kementerian Perindustrian RI dengan Jerman telah dilakukan cukup lama melalui program Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET).

Selama tahun 2010-2015, program SED-TVET di Kemenperin memfokuskan pada pengembangan kelembagaan pendidikan vokasi industri dari aspek manajemen, pengembangan SDM, serta dukungan sarana dan prasarana. (sabar)

 

CATEGORIES
TAGS