“Jazz Way”

Loading

Oleh Willy Hangguman

Java Jazz 2011

FESTIVAL jazz kelas dunia kembali digelar di Jakarta untuk ketujuh kalinya, yaitu Jakarta Java Jazz Festival atau Java Jazz. Mutunya terus meningkat. Tahun ini, dua musikus besar tampil, yaitu George Benson dan Carlos Santana. Keduanya dikenal sebagai gitaris jawara. Lalu ada Fourplay dengan master pianis Bob James.

Musikus besar dunia itu mulai merasa enjoy tampil di Jakarta yang masih dibayang-bayangi citra sebagai salah satu tempat yang belum aman. Biasanya musikus asing sangat peka dalam soal ini. Musikus Kenny Loggins batal datang, bukan karena alasan Indonesia tak aman, tetapi karena alasan kesehatan.

Ketika menggagas festival ini dulu, Peter F. Gontha menjelaskan, festival jazz dimaksudkan untuk membangkitkan Indonesia yang sudah jatuh terpuruk, pada waktu itu. Gempa besar dan tsunami menyapu Aceh, akhir 2004. Ada bom, kerusuhan dan bencana alam yang membuat Indonesia terbenam. Apakah Indonesia harus dibiarkan tetap terbenam? Tidak! Indonesia harus bangkit. Tetapi bangkit dengan apa?

Indonesia harus bangkit dengan kebudayaan, dengan kesenian. Bukankah Indonesia sangat berlimpah dengan keberagaman budaya dan seninya? Gontha memilih jazz, karena dia sangat menguasai bidang ini. Cukup mengejutkan, Gontha justru mengatakan bangsa Indonesia sangat jazzy. Maksudnya bakat jazz pada bangsa ini besar.

Begitulah, Gontha telah memilih “jazz way” untuk bangkit. Bangkit lewat jazz! Memang tidak mudah untuk meyakinkan musikus dunia untuk mau datang pada waktu itu. Namun, Gontha bisa meyakinkan mereka dengan mengatakan, bom teroris itu bisa meledak di mana saja, tidak cuma di Indonesia. Musikus dunia pun bisa menerima argumennya dan mau datang.

Java Jazz sudah berlangsung tujuh kali. Selain menghadirkan musikus jazz mancanegara dan dalam negeri, festival ini juga disertai musikus dari genre musik lainnya, seperti, R&B, soul dan reggae. Musikus terkemuka yang pernah hadir, antara lain, James Brown, Earth, Wind & Fire, Eric Benet, Bubi Chen, Angie Stone, Sergio Mendes, Chaka Khan, Jamie Cullum, John Legend, Babyface, Toni Braxton, The Manhattan Transfer, Diane Warren, Lee Ritenour dan banyak lagi. Tahun ini Carlos Santana dan George Benson hadir.

Boleh dibilang “Jazz way” telah cukup berhasil membuat Indonesia bangkit dari keterpurukan. Kini, festival itu telah menjadi event seni dan pariwisata yang tidak saja menarik pecinta jazz di Tanah Air, juga pecinta jazz di kawasan ASEAN. Pantaslah kita bisa berbangga, di negeri tercinta ini ada sebuah festival jazz bertaraf internasional, yang sudah diliriki musikus besar dunia.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS