Pengamat; 24 dari 34 Menteri Jokowi Layak Direshuffle
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rasa jengkelnya terkait kinerja para menteri yang masih menganggap situasi saat ini dalam keadaan normal-normal saja.
Jokowi membuka opsi untuk membubarkan lembaga maupun melakukan reshuffle kabinet jika kinerja menteri tak sesuai apa yang diharapkannya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin menilai, Presiden Jokowi sedang menyorot sejumlah menteri yang tak bekerja secara maksimal di masa krisis akibat pandemi Covid-19 ini.
Menurut Ujang, sejumlah menteri yang disinggung yakni Menteri Kesehatan Terawan Agus, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly dan sederet menteri di bidang ekonomi.
“(Peluang di Reshuffle,red) Menkes, Mensos, Menaker, Menkumham, dan menteri tim ekonomi,” kata Ujang.
Ujang menguraikan pandangannya terkiat sejumlah menteri itu yang berpeluang di reshuffle. Menkes Terawan, kata Ujang, dinilai tak menjalankan istruksi Jokowi soal belanja anggaran Kemenkes.
Bahkan, Jokowi menyebut bahwa belanja sektor kesehatan baru 1,53 persen dari Rp 75 triliun. Ujang mengatakan, Mensos Juliari tak bisa mengendalikan pendistribusian bantuan sosial (bansos) Presiden kepada masyarakat.
Lalu, Menaker Ida Fauziah yang tak bisa mengendalikan pemutusan hubungan kerja (PHK). Menkumham Yasonna yang terus menimbulkan kontroversi di masyarakat.
“(Yasonna,red) Sudah tahu sendiri banyak kontroversi. Tapi masih aman karena partai,” ucap Ujang.
Sedangkan, tim menteri ekonomi di kabinet dinilai tak siap menghadapi krisis akibat pandemi ini.
“Tim menteri ekonomi itu kan tak siap dalam menghadapi Corona. Akhirnya kedodoran,” jelasnya.
Tidak Berani?
Sementara itu, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego tidak yakin Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merealisasikan ancaman perombakan (reshuffle) kabinet.
Meskipun raut muka Jokowi terlihat amarah terhadap para menteri yang berkinerja buruk dalam menghadapi persoalan Covid-19.
Menurut Indria Samego, walau raut wajah Jokowi kelihatan memerah, belum tentu diikuti oleh tindakan nyata merombak kabinetnya.
Belum lagi imbuh dia, Jokowi harus menghadapi elite dan partai politik yang turut memenangkannya jadi Presiden.
“Apa berani dia melawan orang partai. Sudah pasti, yang disodok itu orang pilihannya. Mana mungkin mereka akan digantikan yang lain,” jelasnya.
Karena itu, Indria Samego tidak yakin akan keberanian Jokowi akan melakukan perombakan menteri yang tidak berkinerja baik di masa krisis pandemi ini.
“Banyak pejabat pilihannya yang tak terdengar, tapi apa jaminannya yang terpilih kemudian akan sesuai harapan. Dari 34 menteri, yang terdengar tak lebih dari 10. Sisanya kemana? Segera saja lakukan reshuffle, kalau berani,” ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rasa jengkelnya terkait kinerja para menteri yang masih menganggap situasi saat ini dalam keadaan normal-normal saja.
Padahal, Presiden sudah menyebut bahwa dampak pandemi Covid-19 membuat terjadinya krisis kesehatan maupun ekonomi.
Jokowi bahwa membuka opsi untuk membubarkan lembaga maupun melakukan reshuffle kabinet jika kinerja menteri tak sesuai apa yang diharapkannya.(sabar)