Indonesia Masih Impor Scrap Plastik
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Manajemen pengolahan sampah di Indonesia, khususnya sampah plastik perlu segera dibenahi. Pasalnya, eko sistem sampah bisa mendatangkan nilai tambah, jika manajemen pengolahannya berjalan dengan sempurna.
Hal itu diutarakan Direktur Industri Kimia Hilir, Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier kepada wartawan di ruang kerjanya kemarin.
Hingga kini katanya, Indonesia masih mengimpor scrap plastik untuk dijadikan bahan baku industri plastik. Pasalnya, kebutuhan plastik secara nasional mencapai 5,6 juta ton per tahun sementara pasokan dalam negeri hanya 2,3 juta ton atau hanya separohnya.
Kekurangannya diisi dengan plastik yang diproduksi melalui daur ulang sampah plastik. Persoalannya, bahan baku sampah plastik yang sesuai spec industri, sangat terbatas jumlahnya sehingga Indonesia masih harus mengimpor scrap plastik dari beberapa negara.
Taufiek membantah tuduhan yang menyebut Indonesia sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar nomor dua di dunia. Kata Taufiek tuduhan itu tidak benar. Buktinya, Indonesia kekurangan bahan baku scrap plastik.
Taufieq menjelaskan bahwa tidak semua sampah plastik bisa didaur ulang menjadi biji plastik untuk seterusnya diproduksi menjadi plastik.
Maka itu lanjutnya, harus dibedakan antara sampah plastik dengan scrap plastik.
‘’Yang kita impor dari Belanda, Eropa dan Australia itu adalah scrap plastik yang sudah memenuhi standard dan spec industri. Bukan sampah plastik. Ini harus dapat dipahami,’’ jelasnya. (sabar)