Inalum Akhirnya Diserahkan Sepenuhnya Kepada Indonesia

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Setelah melalui perundingan yang panjang, Nippon Asahan Alumunium (NAA) akhirnya sepakat menyerahkan Inalum sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia per 1 November 2013. Kepastian itu disampaikan Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat usai bertemu Presiden SBY di istana Negara, Jumat (1/10) siang.

Menperin yang dipanggil bersama Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan menyatakan titik temu angka yang disepakati adalah 558 juta dolar AS. Proses negosiasi sebelumnya, Indonesia sempat mengajukan penawaran 424 juta dolar AS sebelum akhirnya naik menjadi 558 juta dolar. Jepang sempat tetap bertahan pada angka 626 juta dolar AS.

“Namun akhirnya NAA menyepakati nilai 558 juta dolar AS. Meski ada sedikit perbedaan. Kami maunya harus ada audit namun mereka menyatakan sudah final,” ujar Menperin.

Keinginan untuk menggunakan audit menurut Menperin karena melibatkan saham pemerintah. “Kan tidak mungkin uang pemerintah tidak diaudit. Kami juga melibatkan BPKP,” ujar Menperin lagi.

Perbedaan pendapat itu membuat kedua belah pihak membawanya ke badan arbitrase. “Namun itu tidak akan mengganggu perusahaan. Karena semua pembayaran sesuai dengan ketentuan master agreement yang sudah disepakati,” ujar Menperin lagi.

Sebelumnya, saham PT Inalum yang dimiliki pemerintah Indonesia hanya 41,13% dan NAA Jepang menguasai 58,87%. Setelah Inalum kembali ke pangkuan pemerintah Indonesia, maka pasokan bahan baku alumunium di dalam negeri dapat terjamin dengan baik karena produksi Inalum yang selama dikirim ke Jepang sebesar 70% akan dialihkan ke dalam negeri.

Salah satu rencana ekspansi Inalum untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri adalah menambah kapasitas produksi aluminium ingot dari sebelumnya 250.000 ton per tahun menjadi 410.000 ton per tahun. Ekspansi tersebut membutuhkan dana sekitar 1,5 miliar dolar AS. Inalum telah memasok kebutuhan aluminium kepada 80 perusahaan lokal di Jawa, dan saat ini memiliki karyawan sekitar 2.000 orang.

Dapat disampaikan, proyek Asahan didirikan berdasarkan perjanjian kerjasama (master agreement) antara Pemerintah Indonesia dengan Konsorsium 12 Investor Jepang, yang ditandatangani pada 7 Juli 1975. Kemudian pada 6 Januari 1976, dibentuk perusahaan patungan dengan nama PT Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum). (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS