Hentikan Ekspor Rotan, Perkuat Industri Furnitur

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (Tubas) – Kementerian Perindustrian mengusulkan penghentian sementara ekspor rotan, demi memperkuat industri furnitur domestik. Masalahnya, selama ini, industri furnitur atau mebel Indonesia selalu kalah dengan produk furnitur China.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, industri furnitur Indonesia sejauh ini membutuhkan bahan baku untuk mengembangkan usahanya. Namun, pemerintah justru mengekspor bahan baku ke negara pesaing, seperti China dan Vietnam.

“Saya mengistilahkan, kita memberikan amunisi kepada pesaing,” ujar Hidayat saat ditemui usai acara World Batik Summit 2011 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (28/9).

Menurut Menperin, selama ini negara pesaing industri furnitur Indonesia mendapat bahan baku dari Tanah Air dengan kualitas baik. Kondisi itu memicu industri furnitur di negara-negara pesaing tumbuh subur.

Setiap ekspor bahan mentah, kita selalu menghidupi industri negara tujuan ekspor. Untuk itu, guna memperkuat industri nasional, harus ada suatu periode, di mana kita melarang ekspor dan kemudian memperkuat semua aspek yang harus dilakukan agar industrinya tumbuh dan kuat kembali.

Berkaitan dengan itu, Menperin menentang peraturan Menteri Perdagangan mengenai ketentuan ekspor rotan tersebut. Dan meminta Permendag itu direvisi, karena masa berlaku telah habis. “Dan minta supaya ekspor rotan secara total dilarang,” katanya.

Selain merevisi Permendag untuk menghentikan ekspor rotan, Hidayat juga mengusulkan pembentukan buffer stock atau badan penyangga. Buffer stock ini nantinya akan membeli rotan yang akan diekspor. Buffer stock akan didirikan di Cirebon, Solo, Surabaya, Palu, dan daerah-daerah sentra penghasil rotan.

“Ide saya, buffer stock harus running sebagai badan bisnis. Jadi, harus ada modal dan mereka harus bisa mengolah modal itu,” ujarnya. “Saya kurang menyetujui kalau buffer stock menggunakan APBN atau APBD, karena jadi terikat birokrasi. Lebih baik swasta BUMN atau nasional. Saya bisa mencarikan dana itu dari swasta,” katanya.

Ia mengakui, keputusan ini akan membuat para eksportir memangkas margin keuntungannya. Namun, yang terpenting bagaimana industri Indonesia dapat tumbuh pesat. Dengan tumbuhnya sektor industri dalam negeri akan berimbas pada penyerapan tenaga kerja. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS