Good-Better-Best

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

 

KOSA kata ini berstruktur indah dan bernas. Jika kita gali lebih dalam makna yang terkandung di dalamnya mengandung nilai pendidikan, motivasi dan secara inklusif mengajak kita semua melakukan lompatan- lompatan itu in the a moment time.

Menjadi status Good saja memerlukan proses panjang melalui berbagai pembelajaran. Begitu pula untuk menjadi berstatus Better dan Best juga memerlukan proses yang sama.

Kita menyukai ketiga status tersebut. Hanya orang dungu yang tidak menyukainya. Good -better-best adalah proses peninggian derajad dan kemuliaan kita sebagai manusia. Kita ingin menjadi manusia yang baik dan bercita-cita pula ingin menjadi lebih baik dan kalau bisa yang terbaik.

Karena itu, kita dituntun untuk terus belajar walau sampai negeri China. Tempatkan cita-cita kita setinggi langit sebagai imajinasi dan motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup kita, pada hari ini, esok dan lusa.

Atau di masa kini, masa depan dan masa yang akan datang.

Good-better-best adalah long life education yang harus dilakukan oleh siapa saja karena kita mengharapkan kebahagiaan dan kemuliaan. Oleh sebab itu, pastikan bahwa hari ini kita telah berada pada posisi baik. Kalau belum menjadi baik jangan berharap menjadi lebih baik dan apalagi yang terbaik.

Inilah teori evolusi kemanusiaan yang sepatutnya kita lalui seperti lompatan-lompatan katak. Ojo kesusu kata orang Jawa. Lakukan setahap demi setahap dengan semangat dan tekun, disiplin, kerja keras dan kerja cerdas.

Good-better-best adalah “property” milik kita, siapapun dan dimanapun. Good-better-best bersifat universal dan dapat diraih oleh siapa saja dimanapun. Jangan pernah dilupakan campur tangan Tuhan untuk meraihnya, melalui doa dan harapan.

Jika kita malas meraih tiga gelar tersebut, kita akan menjadi manusia yang merugi, karena tidak mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan Tuhan menjadi manusia yang baik.

Indonesia yang kini tengah membangun peradabannya dapat dipastikan memerlukan orang-orang yang baik dan terpimpin dengan baik oleh perilaku good and determined leadership di level manapun. Lebih pasti lagi manusia-manusia yang berkualifikasi lebih baik dan syukur mendapatkan yang terbaik untuk melakukan berbagai aksi dan prestasi untuk mengubah wajah Indonesia menjadi bangsa dan negara yang baik dan terbaik di dunia.

Menjadi acuan dan best practise dalam mengelola persatuan dan kesatuan, serta kebinekaan. Para pemimpin yang baik adalah yang mampu menjalankan kepemimpinannya dengan hati dan selalu berbuat baik, berhati lapang bahkan kepada musuh-musuhnya sekalipun.

Semua orang bisa berubah dari yang tidak baik menjadi baik karena manusia memang tidak diciptakan sempurna dan bisa salah. Kelemahan ini bisa diperbaiki dengan hati dan ilmu, bukan dengan bedil, apalagi dengan senjata pemusnah masal seperti terjadi di Irak,Suriah, Lybia dan banyak tempat di dunia.

Dengan memperhatikan perkembangan dewasa ini, rupanya manusia di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia sedang terperangkap oleh berbagai “keburukan” sehingga terjadi dekadensi moral yang parah menimpa siapa saja tanpa kecuali.

Good- better-best banyak mendapatkan tekanan bertubi-tubi akibat manusia sedang mengdapi turbulensi dan ketidak seimbangan dalam mengelola kehidupan material dan spiritualnya. Emosionalnya juga menja ikut goyang sehingga kawan baik bisa menjadi lawan karena saling berebut kekuasaan dan pengaruh.

Berpolitik hanya membawa pesan pragmatis dan dibumbui dengan mekanisme transaksional, demi sejumlah uang sebagai alat pencipta kenikmatan duniawi yang membuat iman goyah. Akibatnya lupa bahwa kita sedang berproses menjadi warga bangsa yang baik.

Peradaban yang berhasil dibangun susah payah hanya terpakai untuk melangkah secara tidak bera dap dalam mengangkangi negara lain yang dianggap miskin dan tertinggal, tapi kaya sumber daya alam. (penulis adalah pengamat masalah sosial, ekonomi dan industri).

CATEGORIES
TAGS