Dekadensi Moral Bisa Merontokkan Peradaban

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

INDONESIA saat ini berada dalam posisi di antara dua kutub yang satu sama lain berlawanan atau paradoks. Di satu sisi, berada pada kutub positif, karena diperkirakan negeri ini akan menjadi negara maju baru di dunia pada 2030. Di kutub yang lain, ada sisi gelap yang memprihatinkan, yakni sebagian dari masyarakatnya terjebak dalam persoalan dekadensi moral yang akut.

Dekadensi moral pertanda bahwa manusia gagal memelihara dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan pada dirinya akibat benteng pertahanan yang dibangun melalui proses pematangan pendidikan dIrobohkan sendiri, karena tidak tahan godaan. Gagal mengendalikan sahwatnya, sehingga akal sehatnya ikut tumbang dan moralitasnya rontok.

Korupsi adalah salah satu bentuk dekadensi moral yang parah, yang melanda sebagian elite bangsa yang semestinya menjadi panutan. Penculikan bayi, anak di bawah umur menjadi berita harian di berbagai media. Ayah dengan menutup mata dan telinga tega mencabuli anak kandungnya. Bahkan ada guru sekolah yang keji melakukan tindakan serupa terhadap anak didiknya.

Fenomena ini, membuat miris, dekadensi moral sudah menjadi wabah yang dapat berpotensi “membangkrutkan” sebuah bangsa dan peradaban. Demi uang dan kekuasaan, manusia lupa dan tidak segan-segan melacurkan diri dalam perbuatan tidak terpuji. Anak-anaknya yang dilahirkan dalam keadaan suci, diberikan asupan gizi dari uang yang diperoleh dengan cara tidak halal. Moral adalah fondasi utama dalam bangunan kehidupan manusia.

Tidak memandang apakah manusia itu kaya atau miskin, bodoh atau pandai, moral adalah tata nilai yang hakiki yang melekat pada setiap manusia. Jika dekadensinya sudah sampai tahap yang akut, pasti kita patut prihatin dan wajib bermuhasabah agar persoalan dekadensi moral bisa dihentikan, karena merusak masa depan, merusak generasi dan mematikan peradaban.

Gaya hidup yang hedonis dan konsumtif, kemerdekaan individu yang masif, karena proses demokratisasi, namun abai terhadap nilai-nilai tradisi luhur dan agama, menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya dekadensi moral. Hubungan antarmanusia ukuran yang dibangun adalah untung-rugi, bukan ukuran kemaslahatan dan keadaban. Hubungan dengan Tuhan-nya dilakukan hanya di kala susah merundung dirinya. Di kala senang, semua yang menjadi perintah-Nya nyaris diabaikan.

Proses dekadensi moral bisa terjadi dengan cepat dalam kehidupan manusia, ketika titik keseimbangan kehidupan yang bersifat spiritual dan material, gagal diseimbangkan. Bahaya dekadensi moral akut yang paling mengerikan jika manusia yang moralitasnya sudah benar-benar jatuh adalah keberaniannya “menggadaikan negara”, “menjual aset negara” atau “menjual pulau” untuk pemuasan diri atau kelompoknya tanpa pernah berpikir akibatnya bagi kepentingan yang lebih besar dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara.

Bayangkan kalau pada 2030, Indonesia benar-benar menjadi adidaya nomor 7 di dunia jika tata kelola negara dibalut oleh wabah dekadensi moral.Negeri ini bisa saja maju, tapi menjadi “terjajah” kembali atau “tergadaikan” kepada bangsa lain, karena mereka berminat untuk bisa “menaklukkan Indonesia yang kekayaan alamnya berlimpah.

Dekadensi moral tidak pernah akan ingat apa itu nasionalisme dan patriotisme. Dekadensi moral tidak pernah mau mengerti apa itu good governance, apa itu penegakan hukum karena madzab yang dianutnya adalah “semua bisa diatur”. Dengan uang semua beres. Hal yang demikian disampaikan agar kita sadar bahwa dekadensi moral telah menjadi parasit kehidupan yang bisa merusak kehidupan kita.

Oleh sebab itu, opini ini hanya bisa memberikan warning bahwa bangsa ini sedang dilanda wabah dekandensi moral yang akut. Dan siapa pun di antara kita tidak ingin akan menjadi korban. Sebagai pribadi dan sebagai keluarga, masing-masing harus melakukan upaya preventif melalui berbagai cara yang patut menurut kaidah pendidikan yang baik agar tidak masuk perangkap dekadensi moral. Pastikan bahwa kita tidak mau rugi hidup di dunia yang hanya sekali. Akan bermanfaat jika kita bersyukur dapat berhasil menjadi manusia yang sukses, karena terbebas dari dekadensi moral. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Tuhan Maha Pengampun dan Maha Penyayang. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS