Belajar dari Kemenangan Nikson-Sarlandy
Oleh: Sabar Hutasoit
PASANGAN Nikson-Sarlandy menang dalam pemilihan Bupati Tapanuli Utara yang berlangsung 27 Juni 2018. Dia mampu menyisihkan dua pasang rivalnya, masing-masing pasangan JTP Friend dan TOMAN.
Sebenarbnya tidak ada yang luar biasa walau dalam pertandingan atau perebutan jabatan ada yang menang dan ada yang kalah dan memang itulah hukumnya. menang atau kalah, Makanya sebelum bertanding, muncul pernyataan dari para kontenstan yang menyebut siap menang dan siap kalah.
Artinya, kalau menang jangan jadi sombong atau ngeledek yang kalah dan jika kalah jangan bersungut-sungut dan dendam atau mencari-cari kesalahan pemenang.
Tidak dapat dipungkiri memang, selama masa kampanye menjelang pelaksanaan Pilkada, suasana tak menentu, kadang hangat kadang dingin, begitu silih berganti, tergantung gaya dan strategi para tim sukses untuk menggolkan jagoannya.
Tidak jarang pula terjadi gesekan antarkontestan akibat meruncingnya pancingan dari rival, khususnya terhadap calon yang juga selaku petahana.
Namun yang terjadi di kubu pasangan Nikson-Sarlandy adalah keteduhan. Hampir tidak pernah Nikson-Sarlandy dalam panggung kampanye mengucapkan pidato yang isinya mengkounter pidato rivalnya.
Nikson di panggung kampanye hanya membeberkan program yang sudah sempat dicapai dan program yang belum sempat dikerjakan. Hampir tidak ada keluar kalimat yang mengkounter ocehan rivalnya, selain kata-kata harapan ke depannya.
Yang menarik lagi dari sikap dan strategi pasangan Nikson-Sarlandy adalah gaya kampanye yang diisi dengan sebagian besar bernyanyi. Nikson selalu tampil dengan gaya bernyanyi yang khas yang sekali-sekali didampingi isterinya , Satika boru Simamora.
Lagu yang dinyanyikan Nikson atau istrinya umumnya lagu-lagu yang bernuansa perdamaian, lagu yang menimbulkan keteduhan serta kedamaian. Tidak ada lagu yang syair kebencian atau bernada balas dendam.
Hampir semua lagu yang didendangkan Nikson dan istrinya bernafaskan damai dan sejahtera.
Ini pula yang merupakan catatan kecil dari keberhasilan Nikson-Sarlandy mengungguli rivalnya. Nikson-Sarlandy hampir-hampir jarang mengomentari komentar rivalnya, bahkan Nikson-Sarlandy terlihat pelit untuk bicara tapi royal untuk bernyanyi.
Nikson bernyanyi sambil berkarya. Itu yang terlihat dilakukan Nikson selama masa kampanye dan itu pulalah salah satu alat jitu Nikson untuk memenangkan pertarungan.
Politik bernyanyi dan berkarya seperti dilakonkan pasangan Nikson-Sarlandy tampaknya saatnya digulirkan dekade ini untuk mencegah terjadinya gontok-gontokan.
Namun Nikson-Sarlandy perlu diingatkan, setelah meraih kemenangan jangan lupa tugas mensejahterakan warga Tapanuli Utara khususnya dan masyarakat negeri tercinta pada umumnya. Selamat berkarya. (penulis seorang wartawan)