Bahasa Tubuh Elit PD Sebagai Jawaban Nyata

Loading

Oleh: Marto Tobing

M. Nazaruddin

M. Nazaruddin

SERANGAN gencar yang diarahkan M. Nazaruddin (MN) lewat Black Berry Messenger (BBM) miliknya itu ke sasaran tepat, terjawab sudah dengan bahasa tubuh yang diperagakan elite Partai Demokrat (PD) yang “ditembak”, semakin nyata. Sedemikian dipermalukan namun para elite PD yang tercemar hanya bereaksi normatif sekedar membantah dan serah diri melalui KPK. Artinya sikap bantahan itu berkarakter pasif.

Setidaknya sampai tanggal 7 Juli baru Ketua Umum PD Anas Urbaningrum (AU) yang menunjukkan sikap “marahnya” hingga melaporkan MN mantan Bendahara Umum PD itu ke Mabes Polri tentang pasal pencemaran nama baik dan fitnah. Sedangkan pemilik nama baik lainnya, hanya sekadar membantah tanpa sadar bersamaan munculnya gerakan bahasa tubuh yang didorong hati nurani masing-masing, berakibat gambaran nyata sirat yang kontradiktif.

Saat ini, Mabes Polri telah mengeluarkan red notice sehingga MN jadi buruan polisi internasional. Wajah MN dipajang di situs www.interpol.int terlibat kasus korupsi. Baru distatuskan buron, MN langsung menghilang dari Singapura tempat selama ini bersembunyi dengan dalih berobat. MN mengaku dapat ancaman akan dibunuh mengungkap borok elite PD. Selama buron MN lewat BBM melancarkan serangan ke petinggi PD terkait kasus korupsi.

Dalam pertemuan itu AM mengajukan permohonan anggaran Rp 2,3 triliun untuk membantu anggaran sarana dan prasarana SEA Games. AM lantas memanggil Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam (WM). “Andi memerintahkan dia agar membantu AS dan kawan-kawan,” jelas MN lewat BBM kepada tubasmedia.com. Pertemuan kedua Februari 2010 bersama WM, AS, MA dan AU. Kala itu AU masih sebagai Ketua Fraksi di DPR. Hadir seorang pengusaha bernama Mahfud teman AU dan MN. Mereka membicarakan teknis proyek Ambalang Rp 1, 2 triliun, proyek alat bantu olah raga Rp 75 miliar dan pembangunan wisma atlet di Palembang Rp 200 miliar juga pembangunan sarana dan prasarana atlet di Jabar Rp 180 miliar.

“Nanti yang menjalankan antara WM dan AS dan MA dan soal anggaran diatur oleh MA dari pimpinan Banggar dan soal pengusaha diatur oleh Angelina,” ungkap MN. “Jadi secara teknis saya tidak mengikuti. Soal Wisma Atlet Palembang sudah dialokasikan Rp 9 miliar. Untuk proyek Ambalang sekitar Rp 50 miliar,” ujar MN.

Nilai proyek Wisma Atlet Rp 200 miliar kata MN, sudah dialokasikan Rp 16 miliar. Dana Rp 9 miliar untuk DPR dikirim lewat kurir Paul dan Rp 7 miliar dialokasikan untuk tim kongres pemenangan AU. “Untuk proyek Ambalang Rp 1,2 triliun yang sudah dialokasikan Rp 100 miliar dengan rincian ke DPR Rp 30 miliar lewat pengusaha teman AU bernama Mahfud Rp 50 miliar, untuk pemenangan AU waktu kongres dan ke Ifang konsultan AU Rp 20 miliar,” beber MN. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS