Tetap Jaga Mutu Ban Nasional

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (Tubas) – Pemerintah diminta tetap menjaga mutu ban produk nasional agar penguasaan pasar di Amerika Serikat tetap terpelihara. Selain itu, pemerintah harus tetap membenahi industri hulu agar industri nasional bisa mandiri, sekaligus dapat melepas ketergantungan pada impor bahan baku industri hulu, yang hingga kini masih tinggi.

Hal itu diutarakan anggota Komisi VI DPR, Dr Lili Asdjudiredja, kepada tubasmedia.com di ruang kerjanya, pekan lalu, mengomentari tembusnya ban produk Indonesia ke Amerika. Seperti diberitakan, produsen ban Hankook Tire Indonesia, yang membangun industri ban di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, mengalokasikan produknya sekitar 70 persen untuk mengisi permintaan pasar Amerika.

“Suatu kinerja yang harus dibanggakan. Tapi, jangan lengah. Mutu produk harus tetap terjaga,” tegas Lili. Secara terpisah, Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), Azis Pane, menyatakan pasar Amerika memang sudah mengakui mutu ban produk Indonesia. Bahkan, pangsa pasar ban Indonesia ke Amerika bukan lagi 70 persen, tapi meningkat menjadi 82 persen dari total produk nasional.

“Tidak tertutup kemungkinan ban produk Indonesia akan tampil menjadi pemimpin ban dunia. Ban Indonesia tidak lama lagi akan hadir sebagai ban kelas satu,” tambahnya.

Bahan Baku Melimpah

Lebih lanjut Lili Asdjudiredja mengatakan, kelebihan Indonesia dari negara lain yang memproduksi ban adalah di sektor pengadaan bahan baku. Produk karet alam Indonesia sangat berlimpah, sehingga kebutuhan industri ban kita tetap bisa terlayani.

Namun, Lili tetap mengingatkan seluruh pihak yang terlibat dalam industri ban, khususnya pemerintah, kalau tidak bisa mengembangkan pasar, paling tidak harus bisa mempertahankan kinerja yang pernah dicapai.

Harus diingat pula, kata Lili, kendati sumber daya alam Indonesia teramat cukup, namun pesaing tetap mengincar pasar yang amat potensial itu. Jika negara pesaing tidak memiliki sumber daya alam, mereka mungkin akan melakukan perlawanan melalui penguasaan teknologi dan kelenturan produknya. “Di sini mungkin nanti kekuatan pesaing kita. Jadi, sekali lagi saya ingatkan jangan lengah, kembangkan terus penguasaan teknologi,” lanjutnya.

Menurut Lili, Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar dengan total produksi 2,92 juta ton pada 2010. Kalau di negara lain industri ban menggunakan karet alam dari berbagai negara. Tapi kalau di Indonesia, karet alam-nya 100 persen lokal. (sabar)

TAGS

COMMENTS