Tuhan Diminta Bawa Bukti-bukti Hambalang

Loading

Oleh: Sabar Hutasoit

Ilustrasi

Ilustrasi

RUPANYA, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad merasa belum cukup bukti yang diungkapkan para saksi dan terdakwa kasus dugaan korupsi pembangunan sekolah olahraga nasional di Hambalang, Jawa Barat, sehingga dia harus minta agar Tuhan segera membawa bukti-bukti yang diharapkan.

Tidak jelas apa sebenarnya maksud dan tujuan Abraham Samad dan apakah dia serius meminta agar Tuhan membawa bukti-bukti kasus Hambalang dan kemudian Tuhan menyerahkannya langsung ke tangan Abraham Samad. Atau apakah Samad hanya ingin mempertontonkan kepada publik bahwa dia takut akan Tuhan dan ingin memberi tahu rakyat kalau dia seorang yang religius.

Sebagai umat beragama kita bingung apakah benar Tuhan mau secara fisik membawa bukti-bukti korupsi lalu menyerahkannya ke KPK untuk kemudian dijadikan KPK alat untuk membongkar kasus megakorupsi itu.

Sebenarnya bukti apa lagi yang dibutuhkan KPK untuk mengungkap tabir yang menyelimuti kasus Hambalang. Tampaknya sudah jelas. Semua saksi dan terdakwa kasus Hambalang sudah menyebut dua nama yakni Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum sebagai dalang dari megakorupsi Hambalang. Bahkan baru-baru ini Nazaruddin menyebut-nyebut nama Ibas (putra Presiden SBY) juga terlibat dalam kasus korupsi dimaksud.

Bahkan bukti-bukti tertulis sebagai pemilik perusahaan serta bukti pembelian mobil mewah Alphard sudah diserahkan ke penyidik KPK untuk dijadikan alat menjerat nama-nama yang diungkapkan.

Namun Abraham Samad masih mengatakan belum cukup bukti sehingga dia harus meminta bantuan Tuhan agar Tuhan segera mengantar bukti-bukti secara fisik ke tangan Abraham Samad.

Konon sikap yang sama dari Abraham Samad meminta fisik Tuhan pernah terjadi saat terjadi banjir bandang. Ceritanya begini; Ada satu desa tergenang banjir. Di antara penduduk desa yang banjir itu terdapat seorang bapak yang sangat taat beragama. Ketika banjir itu masih sebatas dengkul, si bapak naik ke atas kursi sementara satu per satu warga lain sudah mengungsi. Air naik lagi hingga sepinggang orang dewasa, dia naik ke atas meja sembari berdoa meminta kehadiran Tuhan menolong dirinya.

Air terus naik, diapun naik ke atas langit-langit rumah. Saat itu datang penolong berperahu karet dan mengajak si bapak keluar rumah dan naik perahu karet. Tapi sang bapak menjawab ‘Pigilah kalian, ’Tuhan saya akan segera datang menolong saya”.

Air banjir terus meluap dan naik terus dan diapun memanjat ke atap rumah menyelamatkan diri sambil terus memanggil-manggil nama Tuhan agar segra menolongnya. Seketika itu sebuah helikopter terbang mendekati dinya dengan maksud untuk menolong dia. Penolong dari helikopter-pun menurunkan tangga dan meminta bapak itu naik helicopter. Tapi si bapak menolak dan tetap ngotot mengatakan Tuhan-nya akan segera datang menolong dirinya.

‘’Pergilah kalian, Tuhanku akan segera menolong saya,’’ begitu katanya menolak pertolongan helikopter dan akhirnya dia-pun terbawa arus dan mati.

Si bapak protes kepada Tuhan. Katanya; Tuhan kenapa tidak mau datang menolong saya, padahal Tuhan janji akan menolong setiap orang percaya. Nyatanya Tuhan tidak menolong dan membiarkan saya mati ditelan banjir.

Tuhan menjawab: “siapa bilang saya tidak menolong. Saya sudah suruh penolong berperahu kareta, tapi anda tolak. Saya suruh lagi helikopter, tetap anda tolak. Jadi anda yang sombong dan angkuh. Seluruh bantuan yang saya kirim anda tolak, ya beginilah jadinya…”

Kalau bisa kita analogikan peristiwa ini dengan Hambalang, tampaknya nanti Tuhan akan menjawab Abraham Samad; “Abraham, saya kan sudah kirim Nazaruddin dan yang lain membawa bukti-bukti, tapi anda tidak percaya..ya sudah….”

Kalau itu yang terjadi, kita tidak tau lagi nanti Abraham Samad minta tolong kepada siapa. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS