SMK/SMTI Pontianak Siap Pasok Komponen GIO

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

UJI COBA- Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Industri Kemenperin Mujiono (menyetir) sedang menguji GIO disaksikan Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari (berdidi dua dari kanan) – tubasmedia.com/sabar hutasoit

PONTIANAK, (TubasMedia.Com) – SMK/SMTI Pontianak siap tampil menjadi pemasok komponen GIO (Gerobak Inovasi Otomotif) sekaligus menjadi sumber penyedia tenaga kerja siap pakai untuk kelak tampil menjadi tenaga ahli di bidang teknologi dan rekayasa GIO.

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Industri, Kementerian Perindustrian, Mujiono mengatakan hal itu disela-sela kunjungan kerja bersama Sekjen Kemenperin Anshari Bukhari di kamous SMK/SMTI di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu silam.

GIO adalah kendaraan roda empat semi truk yang didesain untuk dijadikan alat angkut perkebunan dan pabrikan sawit serta kepentingan lain yang melalui medan sulit. Truk dengan daya angkut 2-3 ton ini sudah diproduksi di Pontianak oleh sektor swasta sejak 2002 lalu dan hingga kini sudah beredar di pasaran sekitar 65 unit sementara kerjasama dengan SMK/SMTI baru berjalan sekitar 6 bulan lalu.

Bagyo dari Dinas Perindag Kalbar dan Moerwismadhi MT selaku staf devisi prodksi Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yang mengakus ebagai pengagas kepada Tubas mengatakan gagasan menjalin kerjasama den gan SMK/SMTI dipandang sangat penting mengingat SMK/SMTI meruypakan sumb er daya manusia yang bis amenelorkan tenaga-tenaga teranpil yang akan meneruskan peruses peroduksi GIO.

Pangsa pasar GIO katanya cukup luas dan peminatnya cukup banyak. GIO produk Pontianak Kalbar tersebut bisa diproduksi dengan biaya jauh kebih murah dibanding kendaraan impor yang sejenis sehimngga harga jualnya-pun amat bersaing.

‘’Produk kita bisa lebih murah lima puluh persen disbanding produk impor yang dari China atau dari negara lain,’’ kata Bagyo menjhelaskan harga jual saat ini Rp 60 juta.

Ditanya sekitar penggunaan kandungan local dikatakan cukup bedsar sebab yang dibeli dari luar negeri hanyalah mesin sementara yang lainnya merupakan produk dalam negeri. Diperkirakan kandungan local GIO bisa mencapai 80 persen.

‘’Ini merupakan peluang dan produknya sangat multy fungsi apalagi dioperasikan ke medan-medan yang sulit. Cocoklah digunakan untuk pabrik dan perkebunan,’’ katanya.

Saat ini lanjutnya, sudah tercatat banyak daftar tunggu pemesan. Tapi karena keterbatasan modal, satu bulan paling bisa diproduksi dua unit. (sabar)

CATEGORIES
TAGS