Prabowo Dapat Kuliah Gratis dari Ganjar Tentang Stunting dan Gizi Buruk

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mendapat pengetahuan baru dari Capres Ganjar Pranowo tentang apa yang dimaksud stunting dan apa pula gizi buruk.

Sebelumnya da;am debat ca[res Minggu maam, Prabowo banyak cerita tentang pemberian makan gratis dan makanan bergizi untuk ibu-ibu hamil agar mencegah stunting dan mencegah kemiskinan.

‘’Apakah pak Ganjar setuju dengan program kami itu,’’ demikian pertanyaan Prabowo.

Seketika itu Ganjar menyebut kalau pihaknya tidak setuju karena mencegah stunting dengan memberi makanan bergizi kepada ibu hamil sudah terlambat.

Mencegah stunting itu bukan saat ibu-ibu hamil, tapi sejak dini bahkan sejak seorang perempuan beranjar dewasa, kita sudah hafrus berikan mereka makanan bergizi.

‘’Jadi kalau Pak Prabowo memberikan makanan bergizi kdepada ibu-ibu hamil, itu namanya memperbaiki gizi buruk, bukan mencegah stuntig.

‘’Pak Prabowo harus diberitahu kalau stunting dan gizi buruk itu dua hal yang berbeda. Stunting harus dicegah sejak dini bahkan sejak seorang perempuan beranjak dewasa, kita sudah beri dia makanan sehat agar nanti saat melahirkan, bayinya terhindari dari stunting,’’ kata Ganjar.

‘’Tapi kalau saat ibu-ibu hamil diberi makanan bergizi, itu namanya memperbaiki gizi buruk,’’ kata Ganjar

Ganjar Pranowo-pun harus memberi penjelasan tentang perbedaan dua kondisi gangguan tumbuh kembang anak tersebut agar Prabowo tidak bingung.

“Stunting pada anak hanya bisa dicegah lewat asupan bergizi sejak ibu hamil dan anak sebelum 2 tahun. Selebihnya tidak bisa, karena defisiensi nutrisi sudah terjadi dalam jangka waktu lama (kronis) dan menimbulkan dampak permanen,” ujarnya. (sabar)

Kondisi yang bisa diperbaiki itu gizi buruk yakni kondisi ketika berat badan menurut panjang atau tinggi badan anak (BB/TB) lebih rendah daripada rentang angka normal anak seusianya. Kondisi ini bisa diperbaiki berapapun usianya.

Setelah Ganjar menjelaskan beda stunting dan gizi buruk dalam debat terakhir, Prabowo seharusnya paham dan hendaknya jangan lagi mencampuradukkan penggunaan dua istilah tersebut saat berkampanye di masyarakat.

‘’Sebab hal itu hanya akan membuat masyarakat semakin bingung, dan mendistorsi edukasi kesehatan masyarakat yang selama ini sudah dilakukan pemerintah lewat Kementerian Kesehatan,” katanya.

Ganjar juga membahas pernyataan Prabowo saat menghadiri acara Konsolidasi dan Silaturahmi Relawan Kalimantan Maju untuk Ibu Kota Nusantara di Pontianak pada 20 Januari 2023 lalu.

Ganjar bertanya terkait soal Prabowo ingin memperbaiki ketimpangan digital itu, termasuk pengadaan internet gratis.

“Di Pontianak, 20 Januari, bapak sampaikan, orang yang pengen internet gratis itu, maaf ini pak, otaknya lambat. Padahal biasanya mereka otaknya cemerlang, di sisi lain ketika bapak menyampaikan itu, cawapres bapak bicara IoT (internet of things),” tanya Ganjar .

“Yang saya katakan adalah yang mana yang lebih penting, internet gratis atau makan gratis untuk orang yang sedang susah, untuk orang miskin, untuk orang kalangan bawah, itu yang saya maksud,” tutur Prabowo.

“Untuk internet gratis ya saya setuju, tapi jangan internet gratis lebih dipentingkan daripada makan gratis, makan ini mutlak untuk rakyat kita, mereka harus makan, anak-anak harus makan, orang miskin harus makan,” ucapnya.

“Maka kalau kita bicara orang yang pilih internet gratis otaknya lambat saya kira statement itu sangat sadis, dan ada 12 ribu desa yang masih blind spot, padahal kita mau digitalisasi,” ucap Ganjar.

“Kita ingin mendigitalisasi banyak hal untuk memberikan fasilitas ya pendidikan ya kesehatan, dan dua kementerian ini yang kita siapkan untuk jadi contoh karena relatif datanya lengkap kalau kita ingin negara ini maju lebih cepat,” cetus Ganjar.

Namun, Prabowo Subianto mengatakan bahwa lebih penting program makan siang gratis untuk masa depan.(sabar)

CATEGORIES
TAGS