Potensi Industri Animasi belum Digarap Maksimal

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

CIMAHI, (tubasmedia.com) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), memasukan Cimahi ke dalam bagian rencana nasional pengembangan industri kreatif berbasis animasi. Cimahi menjadi salah satu kota yang menegaskan dirinya sebagai kota pusat pengembangan industri animasi yang ditandai dengan dibangunnya Baros Information Technologi and Creative (BITC).

Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi dan Media Desain Kemenparekraf, Harry Waluyo saat membuka Baros International Animation Festival di The Edge Baros Kota Cimahi, Rabu (23/10) pekan lalu mengatakan sejumlah pihak ikut terlibat dalam pembenahan pasar animasi nasional. Dengan begitu, industri animasi nasional semakin antusias dalam berkreasi sehingga dapat membangkitkan perekonomian nasional.

Dalam acara tersebut, hadir antara perwakilan dari Mesir, Filipina, Belanda, dan kota-kota besar di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang. “Potensi pangsa pasar dalam negeri bagi industri animasi sangat besar, tapi belum digarap maksimal. Makanya, dibutuhkan kerja sama semua pihak,” ungkapnya.

Menurut Harry Waluyo, saat ini kontribusi industri animasi nasional terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 573 juta (6,9 persen) dengan menampung jumlah tenaga kerja 11,7 juta orang. Berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah animator profesional yang telah terjun secara komersial mencapai 2.000 pelaku animasi. Dari jumlah tersebut, sekitar 30 hingga 40 persen sudah tergolong mapan dalam usaha industri animasi. (binus)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS