Pertumbuhan Ekonomi 8%, Mudah Saja Dicapai

Loading

Oleh : Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

PRESIDEN Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kesempatan bertemu dengan pengurus dan anggota Apindo menyampaikan dan sekaligus mengajak dunia usaha berpartisipasi dalam upaya mencapai pertumbuhan 7-8% (Kompas 21 September 2011). Ajakan tersebut cukup realistik dan pertumbuhan ekonomi dikisaran angka tersebut cukup optimistik untuk menjawab berbagai masalah dan tantangan pembangunan ekonomi Indonesia kedepan terutama untuk mengatasi masalah pengangguran,kemiskinan dan kesenjangan.

Pertumbuhan ekonomi tersebut akan bisa dicapai bilamana kebijakan ekonomi yang di bangun harus menyandarkan kepada bangkitnya kembali sektor industri, pertanian dan pertambangan sebagai sektor tradable. Kebangkitan sektor ini yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengurangan pengangguran, pengentasan kemiskinan dan perbaikan taraf hidup dan pendapatan masyarakat yang lebih merata.

Pertumbuhan ekonomi nasional yang kita harapkan adalah pertumbuhan yang berkelanjutan dan sandaranya bukan semata-mata mengekor pada berlipatgandanya nilai investasi portofolio tapi akan lebih tepat bila bersandar pada maraknya investasi di sektor industri, pertanian dan pertambangan. Ini adalah pilihan kebijakan yang harus ditempuh mengingat negeri ini penduduknya besar (237 juta jiwa lebih) yang tingkat penganggurannya masih tinggi dan tingkat kesenjangannya juga masih relatif besar.

Fondamental makro ekonomi yang kuat pada dewasa ini dan diperkirakan negeri ini secara nisbi akan bisa bertahan dari goncangan krisis di Eropa dan Amerika, harus dapat kita jadikan momentum kebangkitan sektor riil. Konsumsi domestik yang kuat dan trend investasi yang membaik adalah pilar dan sekaligus modalitas untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan lebih berkualitas. Hampir pasti untuk mencapai tujuan tersebut membutuhkan dukungan lingkungan bisnis yang sehat dan dapat menjamin kepastian hukum dan kepastian berusaha, serta dukungan infrastruktur yang memadai dengan kualitas nomor wahid.

Pertumbuhan ekonomi 7-8% hampir sulit untuk dapat kita raih kalau rivalitas politik saban hari menampakkan diri dengan semanagat yang tidak jelas dan tidak terukur kecuali hanya menimbulkan kebingungan dan ketidak percayaan masyarakat. Situasi ini harus diakhiri dan budaya politik kedepan harus diubah ke arah yang lebih baik dan sehat agar dapat juga memberikan kontribusi nyata dalam memberikan stimulasi pertumbuhan. Demokrasi dan desentralisasi harus menjadi pembuka jalan bagi terciptanya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dimasa yang akan datang.

Kepentingan yang dikedepankan adalah yang bernilai tinggi bagi membangun kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Persatuan indonesia tidak bisa hanya berfungsi sebagai slogan dan jargon, tetapi harus difungsikan sebagai kendaraan yang akan membawa kita kearah kehidupan ekonomi yang lebih baik. Sebagai kendaraan, maka seluruh sistem dan sub sistem dalam kelembagaan ekonomi harus berfungsi optimal, tidak boros dan bisa berakselerasi dalam kecepatan dan perputaran yang tinggi untuk menghasilkan output ekonomi yang optimal sebagai syarat guna mencapai titik pertumbuhan yang kita kehendaki (7-8%, bahkan bisa lebih).

Karena itu, sayangilah negeri ini, cintailah negeri ini dan mulyakan negeri ini agar sumber daya ekonomi yang kita miliki dan kuasai benar-benar dapat menjadi mesin pertumbuhan. Kita semua harus percaya dengan sepirit ini kalau kita mau bangkit dari keterpurukan. Rasanya hampir tidak percaya kalau diantara kita tidak ada yang telah merasa bosan dan muak melihat dinamika perubahan yang arahnya tidak jelas. Semua pasti menginginkan perubahan dan perubahan tersebut adalah yang dapat menghasilkan pertumbuhan dan pemerataan dan juga kesejahteraan dan kemakmuran.

Kembali, jangan sampai kita mengidap penyakit paradoks of plenty, yaitu sebuah keadaan di mana negara kita kaya memiliki sumber daya alam, tapi kekayaan tersebut tidak menimbulkan kemakmuran bagi rakyatnya di bandingkan dengan negara lain yang tidak memiliki sumber daya alam, tapi rakyatnya sejahtera. Jadi optimisme untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (7-8%) sebagaimana harapan presiden akan mudah saja dicapai dengan syarat kita harus bisa bekerjasama dan bekerjasama tanpa harus melakukan rivalitas politik yang tidak produktif.

Syarat lainnya adalah kualitas kebijakan publik yang di bangun juga harus memadai, dalam arti kebijakan tersebut dapat merespon kebutuhan dunia usaha secara cepat dan tepat, sehingga momen-momen penting yang dapat menghasilkan pertumbuhan tidak terlewatkan begitu saja. Masyarakat luas harus diberikan advokasi dan edukasi dengan cara yang benar bahwa mereka adalah menjadi bagian inti dari bagaimana mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa ini.

Mereka adalah part of solution karena tingkat intelektualitas sebagian masyarakat kita sudah tinggi dan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi. Inilah tantangan yang harus dapat kita jawab bersama dan inilah yang menjadi kebutuhan kita bersama untuk membangun ekonomi Indonesia agar dapat menghasilkan pertumbuhan yang tinggi seperti yang menjadi pengharapan kepala negara dan seluruh bangsa Indonesia. ***

CATEGORIES