Pemerintah Disebut Tak Bisa Kelola Ekonomi

Loading

ekonomi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Anggota Badan Anggaran DPR, Sukamta mengaku prihatin atas tidak stabilnya kondisi perekonomian di Tanah Air saat ini. “Atas tidak stabilnya kondisi ekonomi nasional saat ini, saya merasa prihatin dan mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap tim ekonomi Pemerintah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (9/6/2015).

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dikabarkan makin melemah. Mata uang Amerika ini sempat menembus Rp 13.400 pada pembukaan perdagangan hari ini. Hal ini tentu saja mengagetkan kita karena merupakan kondisi yang terburuk semenjak krisis ekonomi Juni 1998.

“Pemerintah tidak bisa lagi hanya berlindung di balik isu perlambatan ekonomi global, hal ini justru semakin memperlihatkan kelemahan pemerintah dalam mengelola perekonomian”, tambahnya.

Dia melanjutkan, bahwa pada pemaparan analisis makro oleh Menteri Keuangan di Gedung DPR RI beberapa saat lalu memprediksikan bahwa nilai tukar rupiah akan dijaga pada level Rp 12.800 hingga Rp 13.200 dan pemerintah berjanji akan mengendalikan inflasi.

“Saya mempertanyakan komitmen dan kinerja pemerintah pada pengelolaan ekonomi nasional, ada kesan pembiaran terhadap kondisi ini, bahkan disinyalisasi ada upaya mempertahankan kondisi ini agar pihak-pihak tertentu diuntungkan atas limbungnya ekonomi nasional saat ini”, katanya.

Fakta tentang pengabaian kondisi ini diantaranya penggilingan isu dan opini bahwa melemahnya rupiah ini akan jadi benefit bagi kinerja ekspor. “Memang benar ada efek positif bagi kinerja ekspor, tapi pemerintah juga harus sadar bahwa rakyat mulai tidak sabar atas ketidakpastian ekonomi ini, bahkan mulai terjadi instabilitas hingga menimbulkan gelombang naik turunnya harga kebutuhan pokok diperberat pula situasi menjelang puasa dan hari raya”, tambahnya.

“Pemerintah belum punya roadmap yang jelas hingga saat ini, bahkan sekedar target pertumbuhan ekonomi pun, antara kata pemerintah dan BI saja tidak sama, bagaimana menstabilkan kondisi yang ada?” ungkap Sukamta. (nisa)

CATEGORIES
TAGS