Menperin Minta Industri Alas Kaki Perluas Ekspor

Loading

Menteri Perindustrian Saleh Husin didampingi Direktur Bagian Produksi PT. Adis Dimension Footwear, Dedi (batik putih) memperhatikan foam bahan dasar alas sepatu ketika meninjau proses produksi PT. Adis Dimension Footwear di Tangerang, Banten, 31 Juli 2015.

MELIHAT – Menteri Perindustrian Saleh Husin didampingi Direktur Bagian Produksi PT. Adis Dimension Footwear, Dedi (batik putih) memperhatikan foam bahan dasar alas sepatu ketika meninjau proses produksi PT. Adis Dimension Footwear di Tangerang, Banten, 31 Juli 2015. (tubasmedia.com)

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Industri alas kaki didorong untuk memperluas pasar dan volume ekspor. Selain itu didorong peningkatan penggunaan bahan baku lokal untuk meningkatkan nilai tambah dan devisa.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan, dorongan itu seiring kinerja ekspor industri alas kaki terus membaik. Pada 2014, nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai USD 4,11 miliar atau naik sebesar 6,44% dibanding tahun sebelumnya.

Sedangkan negara tujuan ekspor utama produk alas kaki Indonesia, di antaranya, Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris dan Jepang. “Kualitas produksi kita mampu bersaing. Produsen juga melakukan investasi di research and development, selain investasi produksi,” kata Menperin saat mengunjungi PT Adis Dimension Footwear, produsen sepatu merk Nike, di Balaraja, Tangerang, Banten, baru-baru ini, sebagaimana dikutip dari siaran pers Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenperin, Hartono.

Dikemukakan, para pelaku industri alas kaki didorong meningkatkan penggunaan bahan baku lokal, terutama bahan baku berbahan baku alam. “Secara khusus saya minta pabrikan sepatu menambah penggunaan karet alam. Ini dapat membantu penyerapan dan tingkat harga karet alam petani serta merangsang tumbuhnya industri pengolahan karet,” kata Menperin.

Investasi industri alas kaki tercatat cenderung naik setiap tahunnya. Pada tiga tahun terakhir (2011–2014), kenaikan rata-rata mencapai 4,74%. Pada 2014, nilai investasi di sektor industri alas kaki sebesar Rp. 10,7 triliun atau naik sekitar 1,25% dibanding tahun sebelumnya, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 643 ribu orang.

Di samping itu, nilai perdagangannya terus meningkat dengan rata-rata nilai surplus dalam lima tahun terakhir yang mencapai USD 2,84 miliar. Pada akhir 2014, surplus perdagangan produk alas kaki sebesar USD 3,7 miliar.

Beberapa program peningkatan daya saing industri alas kaki, antara lain, memfasilitasi perlindungan hak kekayaan intelektual desain alas kaki dalam negeri, harmonisasi sistem perpajakan keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka waktu restitusi dan pengembangan branding shoes nasional.

Di usia operasional 25 tahun ini, Adis Dimension Footwear melakukan ekspansi produksi ke Majalengka, Jawa Barat. “Investasi kami di sana sebesar USD 50-60 juta. Saat ini sudah sampai tahap persiapan memulai produksi,” kata pemilik Adis Dimension, Harijanto.

Perusahaan menargetkan, beroperasinya pabrik di Majalengka dan pabrik existing di Balaraja, Tangerang, menggenapi kapasitas produksi hingga 27 pasang sepatu per tahun.

Seluruh produksi Adis dikapalkan ke luar negeri dengan komposisi Eropa 40 persen, Amerika Serikat dan Asia masing-masing 30 persen. Ke depan, perseroan mengincar peningkatan volume ekspor ke Asia terutama China. “Fokus persaingan bisnis industri alas kaki di Indonesia sudah ke luar negeri, yaitu bersaing dengan China dan Vietnam,” lanjut Harijanto. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS