Ekspor Tekstil Nasional Masih Lemah

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Industri tekstil nasional nampaknya masih harus menghadapi sejumlah tantangan hingga penghujung tahun 2023. Dan tantangan itu berasal dari luar negeri.

Demikian Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmadja.

“Kondisi Global masih tidak baik. Mau dari Erope, maupun USA (Amerika),” katanya kepada pers pekan silam sembari menambahkan bahwa tantangan itu tercermin dari keputusan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga menjadi 5,5%.

“Dan ini ada kemungkinan akan menaikkan satu kali lagi,” tambahnya.

Selain itu, ekspor tekstil Indonesia masih lemah. Dengan ekspor yang lemah, membuat negara eksportir menyisir negara yang dinilai lemah trade barrier-nya atau negara yang dinilai memiliki penghalang berupa kebijakan suatu negara yang rendah dalam hal ini, di sektor tekstil.

“Ya, contoh jelasnya China yang masih banyak membanjiri market dalam negeri kita,” ungkapnya.

Jemmy menambahkan asosiasi ingin pemerintah lebih serius untuk memperketat aturan masuknya barang impor. Ia juga menjelaskan, kondisi lesu  ini baru akan mulai membaik di Q-3 tahun 2024 mendatang.

Sebelumnya, di awal Juli 2023 Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai, industri tekstil nasional masih menderita jika dibandingkan perkembangannya dengan sektor industri lain. (sabar)

 

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS