Budi Daya Jagung Menjadi Primadona di Paranginan
PARANGINAN, (tubasmedia.com) – Desa Lumban Sianturi Kecamatan Paranginan, Humbang Hasundutan (Humbahas) kini menjadi salah satu desa penghasil jagung terbesar di Kecamatan Paranginan. Dulu desa itu terkenal dengan budi daya tanaman kopi, padi serta sayur sayuran. Kini berobah menjadi desa pembudi daya jagung.
Hal itu disampaikan Kepala Desa Lumban Sianturi, Parulian Sianturi kepada tubasmedia.com Jumat 25/8/23 di Lumban Sianturi.
Perubahan itu menurut dia, terjadi selain karena anjuran Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor, juga karena hitung-hitungan biaya produksi yang lebih rendah dan hasil panenannya yang jauh lebih menguntungkan.
“Desa kami adalah desa paling kecil dari antara seluruh desa di Kecamatan Paranginan. Namun sudah hampir seluruh kepala keluarga memilih menanam jagung dari pada menanam padi dan tanaman lainnya, “sebut Parulian Sianturi, Kades yang baru periode pertama memimpin desa itu.
Menurutnya, dari 108 KK penduduk desa itu, 80% telah menanam jagung rata-rata 10 rante (0,25 hektare) dengan masa panen 2 kali dalam satu tahun. Hasil yang dirasakan petani cukup lumayan, antara 400 kg hingga 500 kg per rantenya atau per 0,25 hektare.
Minat masyarakat setiap tahunnya semakin bertambah untuk menanam jagung karena biaya pengolahan dan pemeliharaan tidak terlalu mahal.
Kepala Desa Lumban Sianturi, Parulian Sianturi
“Apalagi saat ini dari dana desa boleh dianggarkan untuk ketahanan pangan dengan penyediaan bibit jagung agar petani itu terbantu,” urainya. Kini sepanjang jalan di desa Lumban Sianturi terlihat hamparan tanaman jagung yang subur menjadi pemandangan yang cukup indah.
Sementara itu, Desa Lobutolong Habinsaran Kecamatan Paranginan tidak mau kalah soal menanam jagung. Kepala Desa Lobutolong Habinsaran, Suparna Gianto S.Sos kepada tubasmedia.com mengatakan, minat masyarakat desanya untuk mananam jagung dari tahun ke tahun terus meningkat dengan jenis varietas hibrida.
‘’Masyarakat kita bantu dengan bibit jagung unggul, pupuk kompos dan pestisida serta obat obatan lainnya. Tetapi kita tidak asal berikan tapi harus dengan verifikasi dari petugas PPS desa, apakah benar sudah ada lahan yang diolah? Kalau sudah ada baru kita SK-kan siapa yang layak menerimanya,” tegas Suparna.
Dia menyebut bantuan desa dari dana desa itu harus tepat sasaran. Desa Lobutolong Habinsaran adalah salah satu dari 10 desa di Kabupaten Humbahas menjadi sampel untuk kunjungan BPKP dari Sumut. (edison ompusunggu)