Menperin Ajak Generasi Muda Melek Teknologi
FOTO BERSAMA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berfoto bersama Ketua Yayasan Multimedia Nusantara Teddy Surianto, Rektor UMN Ninok Leksono (memakai toga), Komisaris Utama UMN Irwan Oetama (Kanan) pada wisuda ke-X (sepuluh) UMN di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang, 17 Desember 2016.-tubasmedia.com/ist
TANGERANG, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak generasi muda Indonesia untuk melek teknologi agar menjadi pebisnis startup digital.
Langkah ini sejalan dengan program pemerintah menumbuhkan industri kreatif dan mendukung gerakan nasional dalam menciptakan 1.000 startup digital.
“Untuk itu, para lulusan kampus perlu mencermati dan memanfaatkan peluang yang ada. Hal ini juga sebagai upaya mengikuti arah tren di dunia kerja sekarang ini,” kata Airlangga ketika memberikan Orasi Ilmiah pada Wisuda ke-X Universitas Multimedia Nusantara di Tangerang, Banten, Sabtu (17/12).
Menperin menyampaikan, dengan iklim startup yang terus berkembang, nilai bisnis e-commerce di Indonesia saat ini mencapai US$ 18 miliar dan ditargetkan dalam lima tahun akan tumbuh 10 kali lipat.
“Untuk menumbuhkan iklim startup dan iklim bisnis Indonesia maka dibutuhkan tenaga-tenaga industri yang unggul,” tegasnya.
Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian tengah menjalankan beberapa program strategis untuk peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) industri, di antaranya melalui pendidikan dan pelatihan vokasi, pemagangan, serta pemberian sertifikasi.
“Penguatan SDM industri ini menjadi salah satu vocal point dari arahan Bapak Presiden Jokowi karena menjadi elemen penting bagi kekuatan ekonomi baru di Indonesia,” paparnya.
Di samping itu, Kemenperin juga menargetkan akan membangun sejumlah akademi komunitas dan politeknik di kawasan industri serta mendorong industri di Indonesia untuk menjalin kemitraan dengan Sekolah Menengah Kejuruan di setiap klaster industri.
“Misalnya, di kawasan industri Bekasi dan Karawang untuk otomotif, Jawa Timur untuk petrokimia, dan Morowali untuk logam,” sebutnya.
Bahkan, tahun 2017, perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat, Apple akan membangun pusat inovasi di Indonesia dan bakal menjadi yang pertama di Asia.
Dengan nilai investasi Rp 1,1 triliun, Apple Innovation Centre ini secara bertahap akan dibangun di empat kota di Indonesia, yaitu di Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Surakarta.
“Rencananya, setiap tahun akan dilatih 1800 SDM yang berpotensi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan startup baru dan akan mendorong terserapnya ratusan ribu tenaga kerja,” ungkap Airlangga. Dengan berdirinya Apple Innovation Centre, diharapkan infrastruktur inovasi yang dimiliki Indonesia semakin kuat.
Selain pengembangan SDM, lanjut Airlangga, pihaknya sedang mengembangkan infrastruktur digital untuk industri kecil dan menengah (IKM), yakni program e-smart IKM dalam upaya memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industri 4.0.
“Program e-smart IKM ini akan terintegrasi dengan klaster-klaster prioritas seperti industri perhiasan, furniture, kerajinan, dan kosmetik sehingga akan membantu para pelaku IKM dalam melakukan promosi dan meningkatkan penjualan produk baik di dalam maupun luar negeri,” jelasnya.
Sedangkan, pemilihan sektor industri yang potensial dalam skema industri 4.0, yaitu yang sesuai dengan karakteristik berbasis internet dan otomasi seperti industri komponen, pupuk, semen, tekstil, elektronik dan permesinan.
“Kami berharap, langkah-langkah tersebut bisa memberikan perspektif pembangunan infrastruktur digital pada industri manufaktur dalam meningkatkan daya saing,” katanya. (ril/sabar)