Mempersiapkan Anak Bangsa

Loading

Oleh: T. Dewi

ilustrasi

INDONESIA, negara kita tercinta membutuhkan “anak bangsa yang tangguh” untuk mencapai apa yang kita cita-citakan bersama, yaitu negara yang damai, tenteram, adil, makmur, dan sejahtera. Tanggung jawab siapakah mempersiapkan anak bangsa? Ya, tanggung jawab setiap orang tua yang ada di bumi nusantara ini. Oleh karena, sebenarnya setiap anak yang lahir di bumi nusantara ini adalah generasi penerus yang akan mengisi negara ini, anak yang berpotensi dan bermoral, dialah anak bangsa yang diharapkan.

Menyiapkan anak bangsa yang tangguh adalah sebuah kerja besar, yang harus dilakukan bersama dengan kesadaran serta memegang kesanggupan bersama untuk membangun negara ini untuk menjadi lebih baik. Dimulai dari manakah pekerjaan besar ini?

Apabila kita mau merasa-rasakannya dengan ketajaman hati, sebenarnya membangun anak bangsa yang tangguh berawal dari sepasang suami-istri yang bakal menjadi orang tua dari anak-anaknya. Dari orang tua yang memiliki wawasan yang luas, moral yang luhur atau memiliki budi pekerti yang baik, maka akan lahir anak yang juga berwawasan dan bermoral atau berbudi pekerti baik, apa pun strata yang didudukinya di dalam negara ini. Semua strata dalam kehidupan membutuhkan anak bangsa yang tangguh. Oleh karena untuk menjadi negara maju, semua strata, semua elemen yang ada di negara ini juga harus maju serentak, tidak bisa hanya sebagian-sebagian.

Menyiap anak bangsa yang tangguh berarti juga merawat, mendidik . Awalnya dari kesepakatan sepasang suami istri ketika akan merencanakan berumah tangga. Hidup bersuami istri bagi hamba Tuhan yang sadar dan taat pada perintah-Nya adalah suatu kewajiban hidup. Memang manusia mempunyai kewajiban meneruskan keturunan, agar kehidupan di bumi yang diciptakan-Nya dapat berlangsung terus sesuai dengan kehendak-Nya. Adalah tugas suami untuk menurunkan benih yang akan diterima istri di dalam kandungannya.

Berarti juga untuk menjadi orang tua perlu mempersiapkan diri, mendidik diri sendiri supaya menjadi pribadi yang berbudi pekerti, oleh karena sejak di dalam kandungan istri bakal keturunan sudah harus dipersiapkan. Di sini lah tugas bakal ibu dimulai, ia perlu sadar ketika mengandung bakal anaknya. Ibu sudah harus merawat anak dengan memberi asupan/nutrisi yang baik kepada jabang bayinya, yaitu ibu harus memakan makanan yang sehat untuk tumbuh kembang jabang bayi, agar tumbuh dengan sempurna, seperti yang diinginkannya.

Secara kejiwaan, jiwa ibu juga harus dalam suasana tenang, nyaman, berpikiran positif. Oleh karena keadaan jiwa ibu akan sangat berpengaruh pada keadaan jiwa bayi. Hal ini sering kali tidak disadari oleh ayah ibunya. Dikira bayi yang masih dalam kandungan tidak mengerti atau tidak terpengaruh dengan keadaan ayah ibunya. Apabila komunikasi suami istri harmonis, jiwa ayah ibu tenang, maka keadaan bayi dalam kandungan juga demikian. Inilah perawatan dan pendidikan anak bangsa yang dimulai sejak dini.

Setelah bayi lahir ke dunia, ia telah menjadi pribadi sendiri, akan tetapi selama ia masih bayi sampai menjadi dewasa muda, ia menjadi tanggung jawab ayah ibunya. Tugas ayah ibu setelah bayi lahir adalah merawat, memelihara, mendidik dengan baik agar setelah dewasa ia menjadi anak bangsa yang tangguh. Merawat dan memelihara fisik anak secara langsung adalah tugas ibu, sedang ayah berupaya dengan bekerja untuk mencari penghasilan, menjadi teladan bagi keluarganya. Dari penghasilan ayah, ibu dapat memberi asupan/nutrisi yang baik kepada anak. Kemudian tingkah laku, watak, cara berkomunikasi antara ayah dan ibu juga menjadi teladan atau contoh bagi bayi sampai anak berumur 5 tahun.

Pada saat balita, sebenarnya anak sangat peka menangkap getaran perasaan yang halus dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Jika dalam 5 tahun pertama dalam hidupnya baik,tidak ada kendali yang berarti, maka berarti anak telah mendapat perawatan dan pendidikan dasar watak yang baik.

Sehingga ketika ia masuk ke dunia sekolah ia telah memiliki modal hidup yang baik. Akan tetapi, bukan berarti cukup diperhatikan dalam 5 tahun pertama saja. Perawatan, pendidikan terus dibutuhkannya sampai ia mencapai usia dewasa muda, ayah dan ibu harus mendidiknya secara lahir dan batin, memberi teladan tentang sifat keutamaan dan sebagainya yang dibutuhkan anak, hingga ia siap dilepas sebagai anggota masyarakat; menjadi anak bangsa yang tangguh dan ia dapat membentuk rumah tangga yang baru.

Setelah itu barulah pekerjaan besar sepasang suami istri menyiapkan anak bangsa yang tangguh usai, mereka tinggal mengamatinya dari jauh sambil mengingatkannya apabila perlu, dalam istilah Ki Hajar Dewantoro: “Tut wuri handayani”. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS