Melestarikan Seni Budaya Batak dapat dilakukan di sekolah dan sanggar seni
Ket.photo. Frengky (kaos hitam) can Hasiando paling kiri bersama pemain musik tradisional Batak di Siatas Barita
TARUTUNG,(tubasmedia.com) – Untuk Melestarikan Seni Budaya Batak dapat dilakukan di Sekolah dan Sanggar Seni. hal itu disampaikan Frengky Talupan Sihombing bersama Hasiando Tambunan dua Pemuda Batak pengagum seni Budaya Batak saat berkunjung ke salah satu work shop pengrajin alat musik tradisional Batak milik Selamat Harianja di Kecamatan Siatas Barita Desa Pansurnapitu kabupaten Tapanuli Utara Rabu,19/10.
Frangky terinpirasi dari kekagumannya terhadap Seni Budaya Batak dan kemampuan orang-orang di Tapanuli sekitarnya memainkan musik tradisional etnis Batak berhasrat memproyeksikan niatnya dengan cara memperkenalkan alat musik etnis Batak di kalangan pemuda Batak sekaligus melestarikan budaya Batak.
Frengki Talupan Sihombing bersama Hasiando Tambunan pengamat sekaligus pecinta Seni budaya Batak merasa kagum atas kepiawaian pemusik dalam memainkan alat musik tradisional Batak seperti Tagading, Hasapi dan Suling (Gendang,Kecapi dan Seruling). kedua merupakan Inspirator muda dengan serius mengamati singkronisasi pemusik saat memainkan instrumen musik budaya tradisional Batak.
Frengki Talupan Sihombing putera Sibolga kepada wartawan berujar, bahwa budaya Batak dalam bidang seni musik di sekitaran Tapanuli semisal Kotamadya Sibolga, sudah hampir dilupakan atau dengan kata lain terpinggirkan.
Di Kota Sibolga contohnya yang dikenal dengan sebutan “Negeri berbilang Kaum”, hampir tidak mengenal musik tradisional Budaya Batak, sehingga sebagai orang Batak Toba dan putra Tapanuli, kami terinspirasi untuk melestarikan Budaya seni Batak di wilayah Tapanuli sekitarnya dengan mengembangkan dan berbenah seperti pengembangan sanggar budaya seni.
“Saya lihat perkembangan budaya Batak, seperti di wilayah kotamadya Sibolga, sudah kurang perhatian”ucapnya.
Kata dia, Sibolga dikenal dengan “Negeri Berbilang Kaum”, yang artinya berbilang budaya. karena itu saya berusaha agar generasi muda bisa berperan mengembangkan seni budaya Batak.akunya
Ditempat yang sama,Hasiando Tambunan Pemuda usia 26 tahun Putera Sipirok Tapanuli Selatan pemilik SMK Yayasan LMC Model Indistri Garonggang Sipirok yang juga sedang mengikuti program Strata-II di USU, berpendapat,
Bahwa melestarikan Budaya Batak, bisa dilakukan melalui sekolah-sekolah dan sanggar seni. Baik secara pangelaran maupun di acara adat istiadat orang Batak capnya.
Pimpinan Yayasan Pendidikan SMK LMC yang bergerak dibidang sekolah model industri di Sipirok itu mengungkapkan, bahwa pelestarian Budaya Batak nantinya akan menjadi file project yang dibiayai sendiri.
“Kedepan pelestarian Budaya seni Batak menjadi file project bagi yayasan kita, karena itu kita akan dirikan sanggar seni yang nantinya para generasi muda Batak, akan tetap mengenal alat alat musik seni budaya tradisional Batak”jelasnya.
Walaupun saya tidak bisa bermain musik namun saya penikmat seni, akan tetapi sebagai orang Batak saya punya tanggung jawab untuk melestarikan dan mewariskan budaya Batak sebutnya. (edison ompusunggu)