Management The Nation dan Marketing of Nation
Oleh: Fauzi Azis
DUA istilah ini rasanya tidak asing kedengaran di telinga kita karena keduanya sebagai satu sistem yang sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa di masa kini dan pada masa depan. Dua sistem tersebut adalah pilar utama untuk dapat membangun daya saing bangsa dan lebih jauh dari itu, untuk dapat memberikan sebuah keyakinan kepada seluruh pemangku kepentingan di negeri ini, bahwa kekayaan/aset bangsa harus terkelola dengan baik, transparan dan akuntabel, serta dikembangkan secara optimal untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
Indonesia tahun 2025 direncanakan menjadi negara yang maju dan salah satu strategi yang dicanangkan adalah pengembangan enam koridor ekonomi nasional. Cita-cita menjadi negara maju secara indikatif ditandai dengan makin menguatnya peran sektor sekunder dan tersier dan semakin dominan (35% dan 55% dalam PDB nasional), sementara peran sektor primer hanya 10% dalam struktur perekonomian.
Pendapatan per kapita US$ 14.900, jumlah penduduk akan mencapai 273 juta jiwa, target pengangguran diproyeksikan di bawah 5%. Demikian pula target kemiskinan akan berada pada level yang sama. Total PDB nasional akan berada pada urutan ke 12 di dunia. Target-target tersebut tentu tidak dengan mudah dapat dicapai, satu dan lain hal. Indonesia memiliki problem yang krusial dalam penyediaan infrastruktur, belum lagi masalah ini terkait dengan penyediaan lahan yang tidak sederhana memperolehnya.
Tantangan ini harus dapat dijawab dan peran Management The Nation dan Marketing Of Nation menjadi penting untuk menjawab tantangan tersebut. Management The Nation yang perlu benar dijalankannya adalah pengelolaan terhadap kebinekaan bangsa ini, berikutnya adalah pengelolaan terhadap aset/kekayaan yang dimiliki, baik berupa aset budaya dan sumberdaya manusia.
Aset-aset tersebut adalah sumber kekuatan untuk menjadi bangsa besar di dunia. Pengelolaannya tidak boleh sembrono, business as usual, tidak korup agar tidak merugikan masa depan negeri ini. Management The Nation tidak bisa dikelola oleh para pemimpin dan manajer yang amatiran dan korup, tapi harus dikelola oleh pemimpin yang strong (kuat integritasnya, visioner dan bukan pemimpin yang abal-abal).
Demikian juga para manajernya, harus kompeten dan profesional di bidangnya, tidak lagi dipilih atas dasar kedekatan. Karena Management The Nation tujuan akhirnya adalah menghasilkan bangsa yang bersaing dan kesejahteraan serta kemakmuran menjadi final goal-nya. Maka strategi Marketing of Nation-nya harus dikembangkan secara komprehensif agar karya-karya terbaik yang dihasilkan bangsa ini mendapatkan apresiasi yang tinggi, baik oleh warganegaranya sendiri maupun oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Strategi dimaksud harus dibangun dalam kerangka mendatangkan minat bangsa lain untuk melakukan kerjasama di bidang investasi, industri dan perdagangan dan juga di bidang-bidang yang lain.
Kalau boleh jujur mengatakannya, kita belum memiliki sistem dan struktur Management The Nation yang baik, demikian pula strategi Marketing of Nation-nya masih belum terarah dan terukur, masih sporadis dan tidak padu, sehingga output yang diharapkan belum opitimal dicapai.
Management The Nation dan Marketing of Nation harus dikembangkan bersama-sama karena kedua sistem tersebut memang diperlukan dan dibutuhkan untuk menjadi bangsa yang kuat dan bersaing. Keduanya sangat penting sebagai engine of change dan engine of growth, karena perubahan dan pertumbuhan tidak akan tercapai tanpa adanya tatakelola yang baik dan strategi perubahan yang tepat dan memadai. ***