Kurangi Subsidi Energi, Terapkan Budaya Hemat
Laporan: Redaksi
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Untuk mengurangi subsidi energi perlu ditempuh langkah mendasar, antara lain, menggalakkan budaya hemat.
Pengamat industri otomotif, Soehari Sargo, kepada tubasmedia.com, Selasa (10/6), mengemukakan, budaya hemat itu dilaksanakan semua lapisan masyarakat dan aparat pemerintah harus memberikan contoh, yang dimulai dengan gerakan efisiensi. Misalnya semua kendaraan dinas pemerintah, termasuk milik BUMN, harus menggunakan bahan bakar minyak non-subsidi dan hanya boleh digunakan untuk dinas. Di luar jam kerja, kendaraan dinas harus masuk pool di kantor. Selain itu, mobil pribadi tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi.
Menurut Soehari Sargo, di beberapa negara, ketika terjadi krisis harga minyak, pemerintah langsung memberlakukan berbagai peraturan, seperti, mengurangi penggunaan AC atau pemanas ruangan, dan papan iklan tidak boleh menyala pada siang dan malam.
Dikatakan, sejak awal sistem kelistrikan kita mengandung berbagai kendala/kelemahan, mulai dari pembangkitan, distribusi hingga konsumsi. Pembangkit berasal dari berbagai penyedia atau suplier. Di antaranya, ada yang tak mampu memenuhi kapasitas yang dijanjikan.
Sistem jaringan terkoneksi Jawa – Bali memerlukan tenaga besar untuk distribusi dengan segala efeknya, seperti efek corona, gangguan lingkungan, Dan daya dukung tahap transmisi besar. Selain itu, banyak jaringan distribusi lokal yang tidak aman, misalnya, korsleting, pencurian, dan kebakaran.
Di tingkat konsumen, masih berlangsungnya kebiasaan boros, yakni lampu menyala terus pada siang hari dan masalah sambungan liar.
Sebelumnya, pemerintah mengemukakan rencana menaikkan tarif listrik dalam upaya menanggulangi penggelembungan subsidi energi. (ender)