Korupsi? dari Hulu Hingga Hilir

Loading

Oleh: Marto Tobing

Ilustrasi

Ilustrasi

INILAH faktanya. Korupsi terjadi dari hulu hingga ke hilir. Dari penyunatan anggaran proyek pemerintah hingga dana bencana alam. Mulai dari pejabat pemerintah hingga wakil rakyat tidak ada iktikad baik untuk memberantas korupsi yang telah mewabah bak sarang laba-laba.

Betapa kusutnya sarang laba-laba. Seorang ibu yang membongkar kejahatan korupsi di jajaran Pemkab Ciamis dan di DPRD Ciamis Jabar malah jadi pesakitan di ruang sidang PN Ciamis Jabar. Berawal dari merekam pembicaraan telepon yang disebarkan ke penegak hukum, Laura Cisilia harus membayar dengan sangat mahal.

Niat baik ibu setengah baya ini sirna di meja hijau menyusul hukuman 2 bulan penjara pidana pencemaran nama baik. Padahal pembicaraan yang direkam, soal pemotongan dana bantuan bencana Tzunami Pangandaran untuk diserahkan kepada pejabat Kab. Ciamis Jabar. Nama Bupati Ciamis Enggon Kumara dan Ketua DPRD Ciamis Jeje Wiradinata diduga menerima dana “siluman” bencana Tzunami Pangandaran. Berita ini menjadi siar kenapa dana bencana jadi bancakan para pejabat pemerintah daerah setempat?

Pada 17 Juni 2006, Pangandaran diterpa bencana Tzunami. Pantai yang indah dan terkenal ini luluh lantak diterjang air bah yang mencapai ketinggian 2 hingga 3 meter. Untuk menanggulangi musibah ini pemerintah mengeluarkan dana bantuan sebesar Rp 102 miliar dari dana anggaran tahun 2006 untuk dibagikan ke berbagai pos yakni pengadaan alat mesin dan perahu nelayan hingga bantuan untuk pengusaha tambak udang. Namun, celakanya dana bantuan ke masyarakat itu diduga disunat sehingga jadi perbincangan hangat warga Pagandaran.

Menurut Laura dan Gunawan, motivasi untuk merekam pembicaraan itu tujuannya untuk warning buat pejabat benar ada pemerasan, jadi buktinya ada. Dari rekaman diketahui pemotongan dana bantuan untuk para pejabat di Kab. Ciamis Jabar sebesar 10 persen. Mantan Ketua DPRD Ciamis, Jeje Wiradinata disebut-sebut menerima Rp 96,5 juta yang diberikan secara bertahap yaitu Rp 20 juta, Rp 30 juta, Rp 20 juta, Rp 20 juta dan Rp 6,5 juta.

Tudingan ini dibantah Jeje disusul melaporkan Gunawan dan Laura ke polisi atas tindakan pencemaran nama baik. Celakanya lagi, polisi bukannya menyelidiki dugaan kasus pemotongan dana bantuan sosial ini melainkan pelapor isi rekaman malah jadi tersangka pencemaran nama baik.

Setali tiga uang, PN Ciamis menghukum Laura dan Gunawan Wijaya 2 bulan penjara. Maksud hati ingin membongkar kasus korupsi Laura malah menjadi pesakitan. Bagai menabrak tembok kekar upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) pada 12 September 2011 pun ditolak MA. Tak ayal, peristiwa ini pukulan telak bagi Laura karena kebenaran tidak pernah berpihak kepada orang lemah. Sementara 48 pengusaha tambang udang Pangandaran membenarkan adanya pemotongan dana tersebut.

Modusnya sedenrhana. Karena bantuan yang diterima pengusaha melalui Bank Jabar langsung dipotong oleh tim pencairan oleh Gunawan alias Tjoa di halaman parkir Bank Jabar. Tjoa ini sebagai perwakilan dari pengusaha tambak udang Pangandaran ditugaskan untuk mengurus dana bantuan ke pemerintah. Potongan bervariasi antara 10 persen hingga 20 persen apakah ke tangan pejabat Kab. Ciamis atau dimakan sendiri oleh Gunawan alias Tjoa..?

Tudi membantah menerima Rp 20 juta dari Gunawan sebagaimana siaran rekaman. Anggota Komisi 2 DPRD Ciamis dari Fraksi Golkar ini mengaku tidak mengetahui adanya bantuan Tzunami Pangandaran. Begitu juga Bupati Ciamis Enggon Kumara membantah menerima Rp 50 juta. Kadis Kelautan Ciamis, Ujang Sutriaman juga membantah menerima aliran dana sebesar Rp 15 juta.

Namun Drajat Ediana mantan Kadis Kelautan juga disebut dalam rekaman sudah jadi tersangka korupsi menerima puluhan juta rupiah dari hasil potongan dana bantuan Tzunami sejak 2 tahun silam. Namun kasus ini menguap entah kemana hingga kini belum juga dihadapkan ke ruang sidang.

Bahkan sisa dana Rp 8,5 miliar tak jelas juntrungannya. Dana yang seharusnya diperuntukkan membangun monumen Tzunami Pangandaran sebesar Rp 1 miliar juga raib, monumen tak pernah berdiri. Korupsi dana bantuan Tzunami Pangandaran juga dirasakan para nelayan. Bantuan perahu dan mesinnya hanya menerima perahu tanpa mesin. Perahu untuk bantuan nelayan ditaksir Rp 15 juta dan mesin kapal Rp 15 juta. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS