Kira-kiranya

Loading

Oleh: Sabar Hutasoit

Nazaruddin

Nazaruddin

JUDUL tulisan ini adalah kata-kata yang sering diucapkan seorang cucu penulis, bayi perempuan yang baru berusia tiga setengah tahun. Hampir tiap hari kata-kata ini meluncur dari mulut mungilnya saat dirinya menerima pertanyaan apa saja dari lawan bicaranya. “Kira-kiranya…kira-kiranya…,” begitu kata dia untuk menjawab apa saja pertanyaan lawan bicaranya.

Semula tidak jelas apa maksud si mungil yang cantik itu dengan kata-kata singkat tadi. Namun setelah diteliti, ucapan itu dilontarkan dia untuk menduga-duga sesuatu. Misalnya, nama seseorang, letak mainannya disimpan di mana atau apa saja pertanyaan yang dilontarkan kepada si kecil itu sehingga kedengarannya menjadi sangat lucu.

Tampaknya kata-kata yang hampir sama, akhir-akhir ini sering kita dengar meluncur dari mulut seorang pemain politik. Bahkan kata-kata yang hampir mirip dengan kalimat “kira-kiranya” itu semakin santer menyusul “hilang”-nya mantan bendahara umum Partai Demokrat M Nazaruddin.

Namun sebelum kata-kata itu keluar, segenap pimpinan Partai Demokrat mengaku kalau Nazaruddin berada di Singapura untuk berobat. Bahkan sejumlah tokoh Partai Demokrat pernah berkunjung ke Singapura dan menurut pengakuannya, mereka bertemu dengan Nazaruddin di satu tempat. Kemudian muncul pengakuan dari Partai Demokrat kalau kesehatan Nazaruddin semakin merosot seperti timbangan badannya yang semakin menurun.

Kalau kesehatannya sudah pulih, dia akan segera kembali ke Indonesia. Sabarlah, kita tunggu, demikian dikatakan para petinggi Demokrat pada awal Nazaruddin “menghilang” dari Indonesia.

Namun kini, Nazaruddin sudah jelas-jelas “hilang” kendati dirinya terus melakukan “serangan” dari tempat persembunyiannya yang dilontarkan kepada rekan-rekannya separtai di Demokrat.

Kira-kiranya di Vietnam. Tapi kita tahu lagi dia di Kamboja dan sempat kita dengar dia di Amerika Latin dan Agentina. Tapi kita sudah tahu dia berada di mana. Sebentar lagi juga uangnya habis dan jika sudah habis dia akan kebingungan juga dan sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga, begitulah kira-kira omongan yang kita dengar dari Akhmad Mubarok politisi Partai Demokrat.

Yang menjadi pertanyaan kita adalah, seberapa sulit sebenarnya melacak lalu menangkap kemudian mengembalikan Nazaruddin ke tanah air. Ditinjau dari kemampuan, perlengkapan peralatan serta kecanggihan yang dimiliki aparat keamanan Indonesia, untuk menangkap seorang Nazaruddin tidaklah sulit. Kemampuan aparat kita tidak diragukan lagi. Tapi apa pasalnya, koq jangankan menangkap, mendeteksi keberadaan Nazaruddin pun terasa sangat sulit. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS