Jokowi Capres PDIP, Capres Lain Meradang

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) mencalonkan Gunernur DKI Jakarta, Joko Widodo sebagai calon presiden, umumnya menunjukkan respon positif walaupun masih ada yang melawannya.

Ternyata, sosok apa adanya ini cukup diperhitungkan sehingga para kandidat lainnya betul-betul meradang dan langsung membuat berbagai cara untuk mengalahkan mantan Walikota Solo, Jawa Tengah ini.

Politikus senior Partai Golongan Karya, Zainal Bintang, berpendapat, Golkar harus segera mengevaluasi penetapan Aburizal Bakrie sebagai bakal calon presiden (capres). Menurutnya, evaluasi itu diperlukan karena PDI Perjuangan benar-benar menetapkan Jokowi sebagai capres untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014.

Dikatakan, pemberian mandat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kepada Jokowi sebagai capres, membuat konstelasi politik goncang karena mempengaruhi capres lain. Hal ini tidak lepas dari banyaknya hasil survei yang menempatkan Jokowi sebagai jawara karena elektabilitasnya mencapai 31 persen di atas tokoh lain.

Diakui, setelah hasil Rapimnas Golkar pada 2012 yang menetapkan hanya Ical yang berhak menjadi capres, kans Golkar untuk mengusung capres sudah tertutup walaupun untuk cawapres masih terbuka yang bisa digodok ulang melalui rapat pemimpin nasional.

Yang pasti, dampak positif dari berbagai pengamat paska pencalonan Jokowi, di mata para investor dan pelaku pasar keuangan, sudah disambut positif oleh pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), melesat jauh mencapai titik tertinggi lantaran pasar merespons berita ini dengan memborong saham dan menjual dolar Amerika Serikat (AS).

“Kalau calon pemimpinnya disukai masyarakat, maka investor juga akan suka. Jadi tidak seperti di Thailand di mana pemilunya kacau balau,” kata Farial.

Saat ini, kata Farial, masyarakat maupun investor sudah muak maraknya korupsi yang dilakukan pejabat negara. Tak bisa dipungkiri bila masyarakat merindukan pemimpin yang jujur dan bersih.

“Mereka sudah muak dengan pemimpin yang pembohong, suka korupsi di lingkungannya, tilep mentilep. Masyarakat tidak melihat pemimpin dari pakaiannya, tapi kejujurannya. Sekarang tinggal siapa pasangannya,” paparnya.

Farial berharap, siapapun pemimpin Indonesia pada periode mendatang dapat membuat kebijakan yang tepat bagi seluruh masyarakat dan dunia usaha. (ben)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS