Indikasi Penyimpangan APBD Pemkot Depok Dilaporkan ke Mabes Polri

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

DEPOK, (TubasMedia.Com) – Kinerja jajaran aparatur Pemerintah Kota (Pemkot) Depok di balaikota kembali diwarnai gejolak aksi massa dari kumpulan sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang ada di Depok Jawa Barat (Jabar). Kondisi itu dipicu rasa kecewa terhadap adanya indikasi penyimpangan penggunaan dana Anggaran Pendapataan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 176 miliar pada tahab pembanggunan gedung kantor Dinas Badan Lembaga balaikota II (Dibale II).

Setelah sebelumnya, suasana di balaikota Depok sempat dirasa mencekam lantaran adanya aksi penolakan terhadap aktifitas kegiatan pembanggunan gedung kantor Dibale II yang berujung pada terjadinya bentrok fisik antara massa, dengan aparat Kepolisian Resort (Polres) Depok pekan lalu di dalam area balaikota itu, kini justeru kembali memanas. Massa yang tergabung dalam kelompok “11 Marga” tersebut, kembali menggelar aksi yang sama. Massa bahkan telah melaporkan terjadinya indikasi penyimpangan penggunaan dana APBD Kota Depok itu pada pihak Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri.

“Selain akan tetap melakukan aksi unjuk rasa, sejauh ini, kami juga telah melakukan upaya hukum terhadap adanya indikasi penyimpangan penggunaan dana APBD tersebut dengan melapor, dan menyerahkan sejumlah data-data indikasi penyimpanggan kepada pihak Bareskrim Mabes Polri,.” ujar Kasno selaku Koordinator LSM Kapok belum lama ini di balaikota Depok.

Menurutnya, indikasi penyimpangan mulai terlihat dengan adanya kejanggalan terhadap mekanisme proses tender lelang proyek yang melanggar aturan Pepres 70 tahun 2012 tentang pengadaan lelang jasa kontruksi. Dalam proses lelang tersebut, diketahui tidak dilibatkanya salah satu peserta dalam proses prakualifikasi pada tahaban pembukaan dokumen Surat Penawaran Harga (SPH). Terlebih, dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) juga diketahui adanya indikasi pengelembungan anggaran biaya belanja daun pintu, dan kursi yang harganya terbilang fantastis, dan tidak sewajarnya. (eko)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS