Furnitur Semakin Bersifat Personal

Loading

3

DUDUK DI KURSI – Menteri Perindustrian Saleh Husin bersama Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Rudi Halim, Wakil Ketua Umum Bidang Pemasaran dan Promosi AMKRI Tenggono Chuandra Phoa (kelima kanan) serta Sekjen AMKRI Abdul Sobur (keenam kanan) menyaksikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla duduk di kursi rotan produksi Surabaya ketika meninjau stand peserta Pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2016 di Jakarta, Jumat lalu.(ist/tubasmedia.com)

 

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Furnitur telah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia dan dunia. Selain mementingkan fungsi dasar, semakin banyak konsumen yang juga mempertimbangkan desain sesuai selera pribadi guna mewakili jati diri.

“Furnitur semakin bersifat personal. Membeli kursi sederhana saja, konsumen cenderung menghindari sama dengan tetangga rumah sebelah,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin memberi gambaran ringkas saat menghadiri pameran furnitur Indonesia International Furniture Expo (IFEX) di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (11/3/2016).

Menperin bersama Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Rudi Halim mendampingi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla membuka pameran tersebut secara resmi. Turut hadir Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.

Di ranah yang lebih luas, baik pasar nasional maupun internasional, tuntutan kualitas dan desain dari konsumen semakin kompleks. Begitu juga dengan persaingan yang semakin sengit.

“Kita menekankan agar pelaku industri furnitur beserta rekan-rekan desainer meningkatkan mutu dan desain. Ini untuk memenuhi kebutuhan buyer di pasar ekspor dan memenangi kompetisi di domestik hingga dunia,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi kemarin.

Kemenperin mencatat, nilai ekspor furnitur kayu dan rotan terus menanjak. Jika pada 2012 sekitar USD 1,4 miliar kemudian tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi USD 1,8 miliar.
Sedangkan sepanjang 2014 nilai ekspor furnitur kayu dan rotan nasional mencapai kurang lebih USD 2,2 miliar. Tren positif ini mendorong optimisme tercapainya nilai ekspor furnitur kayu dan rotan olahan dalam lima tahun ke depan mencapai USD 5 miliar.

Sementara itu, Wapres menegaskan pemerintah memiliki perhatian kuat kepada industri furnitur. Para pelaku industri ini juga diminta memperbanyak inovasi guna mengikuti selera konsumen furnitur global.

“Pertama, masyarakat memilih furnitur karena fungsi. Kemudian juga menginginkan bentuk yang indah, enak dilihat dan nyaman. Ini berarti membutuhkan desain,” katanya.

Geliat industri furnitur juga disokong oleh para desainer muda dan ekspansi pelaku industri furnitur. Selain menggairahkan pasar, juga semakin memanjakan konsumen dengan ragam pilihan furnitur dan menyerap tenaga kerja terdidik, terampil dan kreatif. (sabar)

CATEGORIES
TAGS